ads

WEDA, TERBITMALUT.COM — Setelah berulang-ulang kali menonton, yang paling fundamental dalam debat perdana pilkada Halmahera Tengah. Bagi generasi muda seperti saya adalah 3 M (memeriksa-Memahami-Menganalisa) Filosofi (Gagasan Besar) dari ketiga kandidat. Kenapa penting?. Karena, menjadi seorang pemimpin variabel penting dari variabel-variabel lainnya ialah berpikir melampaui zaman.

“Artinya seorang pemimpin ia harus punya gagasan besar ke depan daerah Halmahera Tengah ini akan jadi seperti apa?. Soal teknis-teknis lainnya bisa melibatkan teknokrat untuk dirumuskan. Kalau seorang pemimpin ia lebih lihai menyampaikan teknis-teknis saja. Sudah tentu ia akan selalu menempatkan semua orang itu bodoh,”ujar A. Akbar. M, Mahasiswa Pascasarjana Asal Desa Sumber Sari Senin, (28/10/2024).

Soal debat publik perdana Pilkada Halmahera Tengah, lanjutnya, kita harus benar-benar tempatkan bahwa model debat tersebut adalah debat parlemen (formal). Alias debat para kandidat calon bupati dan wakil bupati Halmahera Tengah.

“Nah karena ini adalah ruang bagi orang-orang yang ingin menjadi pemimpin. Maka yang kita butuhkan adalah filosofi dari pemimpin tentang Halmahera Tengah lima tahun kedepan,”ungkapnya.

Menurut dia, ini bukan debat kusir, yang memperdebatkan saat kuda kentut. Dan kita berdebat kuda itu keluar angin. Yang lain bilang kuda itu masuk angin, maka pada intinya tidak ada isi. Artinya apa, retorika yang dikeluarkan hanya seperti kentut kuda.

Kata dia, menurut Direktur Eksekutif Indostrategi Ahma Umam dalam ajang debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ada konteks filosofi di sana. maka kemudian yang ditekankan dalam proses itu bagaimana memahami adalah filsafat ilmunya.

“Konteks debat pada zaman Socrates dalam teknik elenchus, menyoal dan meminta jawab dan siap dibantah serta membantah, ia tak bermaksud mengalahkannya hingga takluk. Ia menggugah orang untuk berpikir, menilik hidup, terutama hidupnya, dan menjadi lebih bijaksana sedikit,”jelasnya.

Poin penting yang bisa dipetik dari Socrates soal debat adalah “Berpikir”. Dengan demikian filosofi (gagasan atau pikiran besar) dari para kandidat tentang Halmahera Tengah lima tahun kedepan itulah yang publik butuhkan. Bukan retorika kusir yang tak ada ujungnya. Seolah-olah paling unggul dan paling bisa segalanya.

“Tentu dari penjelasan tersebut, publik bisa menilai siapa yang paling filosofis dan siapa yang paling kusir pada debat publik perdana,”ungkapnya.

Bagi dia, dengan tidak mengurangi rasa hormat pada kandidat lain, Drs. Edi Langkara dan Abd. Rahim Odeyani paling unggul dalam tataran debat yang filosofis. Ada gagasan/pikiran besar yang disampaikan tentang Halmahera Tengah lima tahun kedepan.

Pertama ketika Abd Rahim Odeyani menyampaikan pemikiran besar mengenai “Kesetaraan Antara Laki-laki dan Perempuan”. Pernyataan tersebut memiliki filosofis yang sangat kuat. Sebagai generasi muda kita bisa menangkap bahwa Halmahera Tengah lima tahun kedepan, dengan Pembangunan yang akan dilanjutkan adalah pembangunan yang memberikan ruang bagi perempuan, menghargai gender equality.

“Proses perubahan kehidupan manusia tanpa adanya perbedaan, diskriminasi, dan kekerasan dan gender equality saat ini menjadi percakapan global (dunia). Bahkan dibahas pada forum G20 tentang Pemberdayaan Perempuan (G20 Ministerial Conference on Women’s Empowerment/MCWE),”paparnya.

Kedua, penyampaian dari Calon Bupati Halmahera Tengah, Drs. Edi Langkara Ia menegaskan bahwa kami akan melanjutkan pembangunan lima tahun kedepan yang berlandaskan pada nilai-nilai Fagogoru. Karena Fagogoru adalah payung (manusia dengan lingkungan sekitar, aspek solidaritas sosial, manusia dengan sang khalik). Lagi-lagi apa yang disampaikan ini memiliki telaah filosofis mendalam.

Di tengah, ketegangan geopolitik dunia saat ini. Dunia dibagi menjadi kekuatan Unipolar dan Multipolar. Banyak negara-negara mulai memikirkan ulang tentang pentingnya penguatan kembali nilai-nilai luhur dan local wisdom. Karena dinilai bisa mampu bertahan di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian.

Dalam konteks tersebut, Elang memahami betul. Sehingga, Fagogoru menjadi fondasi bagi Halmahera Tengah lima tahun kedepan. Apalagi kita tau secara bersama, secara geografis Halteng berdekatan dengan Negara-negara Asia seperti Filipina, Papua Nugini, dll.

“Dan gagasan besar yang disampaikan oleh Drs. Edi Langkara tentu telah menelaah lebih dalam situasi geopolitik global saat ini dan kedepan. Apalagi kita semua tau Halmahera Tengah berdiri satu perusahaan nikel raksasa di Asia. Investasinya dari Negara China yang menjadi pemain utama geopolitik global. Serta memimpin gabungan negara-negara Multipolar dan BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa),”tegasnya. (Uku)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *