
TOBELO, TERBITMALUT.COM — Sejumlah peserta didik di SD Negeri Dedeta dan MTs Miftahul Jannah, Desa Dedeta, Kecamatan Loloda Kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara hingga kini belum mendapat ijazah setelah lulus dari dua sekolah tersebut.
Orang tua sejumlah siswa kemudian keluhkan, pasalnya Kepala Sekolah atas nama Said Dengo, yang memimpin dua sekolah berbeda tersebut terkesan tidak bertanggung jawab atas Ijazah para siswa-siswinya yang telah lulus sekolah.
Salah satu Orang Tua Siswa, Ahmad mengatakan, MTs Miftahul Jannah, sekolah yang didirikan pada tahun 2013-2014, di Desa Dedeta Loloda Kepulauan sampai saat ini ada 7 orang siswa belum ada ijazah dan sekolah itu sudah tutup.
“Yang jadi pertanyaan ada siswa kurang lebih 7 orang sampai sekarang ijazahnya belum ada tapi sekolahnya sudah tutup,” kata kata Ahmad saat dikonfirmasi melalui telepon Sabtu, (1/2/2025).
Begitu juga dengan SD Negeri Desa Dedeta, Kecamatan Loloda Kepulauan juga sampai sekarang ijazah para siswa yang bersekolah di SD tersebut belum ada tapi siswa yang bersangkutan saat ini sudah sekolah di MA Global Desa Dagasuli.
“Jadi para siswa bingung, mereka sekolah tapi tidak ada ijazah, yang paling aneh lagi kalau siswa ujian SMP sudah pasti pihak sekolah minta ijazah SD, tapi ini sudah SMA namun ijazahnya belum ada,”ungkapnya.
Ia menuturkan, bahwa Kepsek Said Dengo dulunya menjabat Kepala Sekolah MTs, ada 7 orang siswa yang ijazahnya tidak ada kejelasan, kemudian saat menjadi Kepsek SD pun sama tidak ada kejelasan mengenai ijazah siswa.
“Dulu Said sebagai kepsek MTs, ijazah kurang lebih 7 siswa sampai sekarang tidak ada kejelasan, sekarang dia (Said) Kepsek SD ada beberapa siswa ijazahnya juga belum ada kejelasan, sementara siswa sudah di bangku kelas tiga SMA,”sesalnya.
Sementara itu, Said Dengo merupakn Kepsek SD Negeri Desa Dedeta, mengatakan mengenai hal ini pihaknya sudah koordinasi ke semua orang tua atas kelalaian masalah Ijazah.
“Jadi sementara saya lagi minta-minta berkas yang lain karena belum ada. Penulisan sudah jalan, satu dua hari sudah kita bagi ijazah mereka,”bantah Said kepada wartawan.
Menurutnya, satu dua hari berkas mereka sudah jadi, tapi masih ada berapa lagi yang sampai sekarang mereka belum berikan Ijazah SD mereka sehingga masih menunggu.
Ia menyebutkan, seperti salah satu alumni yang sekarang sudah sekolah di Morotai, barusan baru mengirim berkasnya, sehingga satu dua hari lagi sudah jadi.
Ia juga mengakui, bahasa kalau kemarin tidak ada kegiatan pernikahan atasannya mungkin agak cepat. Tapi bukan juga ada alasan hajatan nikah, namun persoalan ini kalau mau cerita lebih jauh cukup rumit karena ada non job sepihak.
“Pada saat itu saya di pecat dengan tidak terhormat setelah ujian para siswa ini, saya di ganti tanpa sepengetahuan saya, jadi saya juga merasa saya tidak lagi punya tanggung jawab ke arah itu,”ungkapnya.
Said juga menambahkan, yang jadi penggantinya tidak hiraukan msalah ini, makanya menjadi dilema seperti ini. Dan dirinya juga sudah tidak punya wewenang lagi terhadap masalah ini pasca diberhentikan setelah ujian di tahun 2022.
“Kalau tidak salah setelah ujian dan ijazah belum ada saya sudah diganti oleh ketua yayasan. Tapi saya berpikir bahwa saat saya menjabat itu saya punya anak-anak semua mau tidak mau saya harus jalani,”terangnya.
Ia bilang, terkait ijazah ini bukan dalam arti Kementerian Agama yang menahan blangko.
“Karena blangko Ijazah itu ada cuma Kepsek pengganti dirinya yang tidak pedulikan ijazah para siswa setelah ujian di tahun itu,”pungkasnya. (Nawir)