TERNATE, TERBITMALUT.COM — Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Ternate, Rus’an M. Nur Taib Senin, (3/7/2023) menyampaikan, saat ini Pelabuhan Residen Kota Ternate mulai dikerjakan.
Menurutnya, Pelabuhan Residen Kota Ternate itu mulai dikerjakan. Sehingga ditargetkan 1 bulan setengah, sebelum pelaksanaan kegiatan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) sudah selesai dikerjakan.
“Guna dimanfaatkan kembali, karena jembatan Residen merupakan salah satu bangunan Cagar Budaya. Sehingga revitalisasi atau perbaikan Jembatan Residen ini sesuai dengan kaidah-kaidah Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Maluku Utara, yang harus kita patuhi dan laksanakan,” kata Rus’an
Memang lanjut Rus’an, di dalam kontrak pekerjaan itu selama 2-3 bulan. Hanya saja kita akan upayakan bisa selesai pekerjaan dalam 1 bulan setengah.
“Sehingga pada bulan September 2023 pekerjaan revitalisasi Jembatan Residen Kota Ternate sudah rampung atau selesai,”ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Kota Ternate, Rus’an M Nur Taib mengatakan, ada beberapa hal yang akan ditindak lanjuti bersama BPCB Malut, terutama arsitektur Jembatan Residen.
“Tadi tim Balai BPCB Maluku Utara, membawa gambar terakhir (tahun 1811) sebelum Kemerdekaan Indonesia di tahun 1954. Maka itu, kita diminta untuk memperbaiki Jembatan atau Pelabuhan Residen sesuai gambar terakhir sebelum kemerdekaan RI 1945. Sebelum ada renovasi atau perbaikan Jembatan Residen,” katanya saat diwawancarai Terbitmalut.com pada Rabu (8/3/2023) lalu.
Untuk desain gambar yang dibuat kata Rus’an, sudah sesuai dengan distandarkan oleh BPCB Maluku Utara, namun ada sedikit perubahan dan itu segera diperbaiki.
Setelah perbaikan nanti yang diperkirakan memakan waktu kurang lebih satu minggu, maka akan dilakukan lelang agar secepatnya dikerjakan.
Rus’an menambahkan, untuk lantai Jembatan Residen tidak lagi gunakan batu keramik. Karena, sesuai apa yang disampaikan oleh Kepala Balai, batu keramik merupakan sesuatu yang baru. Sehingga, kalau bisa digunakan atau diganti dengan model yang lama atau terakota yang menjadi pilihan.
“Kita juga tetap mengikuti apa yang disampaikan dari pihak BPCB dan kita akan mengupayakan mencari stok terakota. Jika stoknya tidak ditemukan di pasaran, maka kita akan melakukan pertemuan kembali guna membahas atau mencari yang lain,” tambahnya.
Begitu juga lampu, hanya saja lampu ini tidak terlalu masalah, karena lampu hanya mendukung ornament fungsi dari jembatan. Tapi, PUPR akan tetap menyesuaikan dengan lampu model klasik sesuai dengan arsitektur jembatan yakni klasik. (**)
Penulis : Sukur
Editor : Redaksi