
“Sang Arsitek Malut United”
Oleh ;
Bung Opickh (Penulis Buku)
PADA tanggal 12 November 1978, terlahir seorang anak laki-laki dari jantung kepulauan Maluku. Ia tumbuh besar dengan cinta dan kasih sayang di sebuah desa yang sarat akan tradisi, sejarah dan sepakbola. Tulehu namanya, desa yang terletak di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Telehu telah ada sebelum Belanda dan Portugis nongol, minum kopi sambil merancang strategi untuk melancarkan misi monopoli rempah-rempah disana sekitar tahun 1625. Imran Nahumarury adalah nama yang tak sembarang nama. Dalam Islam Imran adalah simbol kemuliaan dan kebahagiaan.
Sementara Nahumarury adalah salah satu marga yang merepresentasi indentitas; budaya, geografi dan sejarah panjang tentang Ambon dan Maluku. Tak heran jika Imran sejak usia remaja sudah menjadi salah satu pemain berbakat, sebab ia tumbuh di desa yang menjadikan sepakbola sebagai salah satu pengganti KTP, untuk menegaskan bahwa seseorang itu benar-benar dari Tulehu.
Tulehu dikenal sebagai “Kampung Sepak Bola” karena telah melahirkan banyak pemain ternama. Selain Imran Nahumarury, ada juga Ramdani Lestaluhu, Alfin Tuasalamony, dan lainnya. Orang Tulehu itu, pasti bisa main bola. Seperti kelurahan Dufa-Dufa di Ternate, Gurabati di Tidore, Daeo di Morotai dan Gosoma di Tobelo. Atau Milan di Itali, Madrid di Spanyol, Manchester di Inggris, Munich di Jerman, Sao Paulo di Brazil dan Buenos Aires di Argentina.
Tahun 1995, Imran Nahumarury direkrut oleh PSSI sebagai salah satu pemain yang dikirim ke Eropa untuk pengembangan bakat dan potensi dalam program “Baretti”. Selain Imran ada juga beberapa pemain legendaris yang tergabung dalam program itu, diantaranya Alexander Pulalo, Charis Yulianto, Uston Nawawi, Tugiyo, dan Nova Arianto.
Setelah kembali ke Indonesia tahun 1996, Imran bermain untuk PSB Bogor sebagai gelandang serang. Dalam perjalanan pada tahun 1998, ia pindah dan bermain untuk Persikota Tangerang. Kemudian di tahun 2001, ia berhasil meraih gelar Liga bersama Persija Jakarta. Ia cukup banyak makan garam, cabe, bawan dan tau isi sebagai pengalaman hiruk pikuk bersama Persija Jakarta dari tahun 2000 hingga 2004.
Dengan total berlari di lapangan hijau 79 pertandingan dan mengoleksi 15 gol. Setelah itu, ia menyeberang ke rival Persija yakni Persib Bandung. Ia tampil sebanyak 21 kali bersama Persib. Tak berselang lama tahun 2005, Ia bergabung dengan Persita Tangerang, lalu pindah lagi ke Persikabo Bogor tahun 2006 dan tahun 2007 pindah ke PSSB Bireuen.
Di Bireuen inilah Sang arsitek Malut United menutup karirnya sebagai pemain sepak bola profesional. Dan memutuskan untuk gantung sepatu pada tahun 2008 diusia yang masih terbilang muda yakni 30 tahun. Sempat mengasingkan diri dari sepakbola berapa tahun, kemudian memutuskan untuk menitih karier kepelatian.
Ia kemudian bergabung dengan Bhayangkara FC sebagai Direktur Teknik untuk program Elite Pro Academy Liga 1. Berhasil membuat Bhayangkara FC U-18 juara, Tim U-20 masuk semifinal, dan Tim U-16 juga memiliki rekor yang baik. Pada tahun 2020, dalam perkenalan susunan pelatih beserta official tim nama Imran Nahumarury menjadi salah satu asisten nagi tim PSIS Semarang. Kemudian menangani PSIM Yogyakarta di tahun 2022.
Dengan berbagai pengalamannya yang cukup, Pada tahun 2023. Imran Nahumarury pulang ke negerinya, meski bukan di Ambon tapi di Ternate provinsi Maluku Utara yang dulunya juga adalah provinsi Maluku. Di awal kepemimpinannya berbagi tantangan ia lalui. Ketika beberapa pertandingan di liga 2 mengalami kekalahan. Dia mulai diserang dengan cemoohan, bullying, bahkan tekanan untuk mundur pun datang bertubi-tubi. Sepertinya semua dosa masa lalu kegagalan Maluku Utara seakan ia pikul sendiri.
Padahal itu dosa orang lain sebenarnya. Ibarat sebuah proyek uangnya telah habis, bangunannya terbengkalai tapi Irman di paksa untuk bertanggung jawab atas semuanya. Ceehhh dasar manusia yang hanya tau protes tapi tau pernah ikut proses. Dengan kesabaran dan keikhlasan. Sang arsitek membuka lembaran baru sepakbola Maluku Utara. Dia merenung di bawah kaki gunung Gamalama, sembari berpikir untuk merancang sebuah bangunan sepakbola yang baru, sepakbola yang maju dan modern.
Dia menarik sketsa diatas kertas putih seperti teori tabulasi yang dibuat oleh Jhon Locke untuk perubahan pendidikan Eropa kala itu. Imran meracik taktik dan strategi baru, dengan melihat animo publik, kesiapan stadion gelora Kie Raha, memeriksa potensi pemain lokal dan peluang bursa transfer pemain. Tak tunggu lama, di putaran berikutnya Malut United bangkit. Menang, menang dan menang.
Finish di peringkat ketiga liga 2, mendapatkan tiket untuk berkompetisi di liga 1 Indonesia. Pikirannya mulai menggila seakan berkata “aahhhhh ini waktunya untuk membuktikan bahwa Maluku Utara bisa”. Dia pun mulai mensasar pemain asing di luar Malut untuk menambah peralatan tempur. Sang arsitek pun tancap gass. Seperti Valentino Rossi di MotoGP yang haus akan juara untuk mengoreskan namanya dalam sejarah.
Kini, sang arsitek sukses mendaratkan Malut United di peringkat ketiga liga 1 musim 2024-2025. Mendapatkan tiket untuk kompetisi di salah satu piala Asia musim depan bersama Persebaya Surabaya. Imran Nahumarury berhasil menempatkan Malut United sebagai tim tertangguh di Indonesia timur yang sebelumnya di isi oleh PSM Makassar dan mutiara hitam Jayapura.
Malut United oleh PSSI dinobatkan sebagai tim Paling sportif atau “Fair Play” musim 2024-2025. Ini adalah prestasi yang luar biasa, dasyat dan bersejarah. Imran Nahumarury adalah satu-satunya pelatih yang pertama kali membawa sepakbola Maluku Utara terbang tinggi sampai ke piala Asia. Ada kalimat yang begitu lembut seakan terlihat parlente padahal mengandung energi perjuangan yang menakjubkan.
Yaitu “Jangan dulu bermimpi untuk tembus ke liga Asia, cukup saja fokus untuk melawan Persija Jakarta. Tapi bermainlah bagaikan kita sedang FINAL di semua pertandingan”. Begitu kata Imran Nahumarury sang arsitek Malut United.
Terima Kasih kepada kepada Presiden klub; Willem Dominggus Nanlohy, sang arsitek Imran Nahumarury, sponsor Mineral Trobos David Glann, Bang Asghar Saleh, para asisten/manajemen dan semua pemain. Anda semua hebat. Semoga kedepan makin sukses dan berjaya. Doa dan dukungan masyarakat Maluku Utara selalu dan selamanya berjalan bersama anda.! (**)