ads
ads
ads

TERNATE, TERBITMALUT.COM — Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ternate memperingati Hari Jadi Ternate (HAJAT) ke-775 melalui Rapat Paripurna DPRD Kota Ternate ke-8 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2025–2026 yang digelar di Gedung DPRD Kota Ternate, Senin (29/12/2025).

Rapat Paripurna tersebut dihadiri langsung oleh Sultan Ternate beserta Boki Kesultanan Ternate, Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, Wakil Wali Kota Ternate, Nasri Abubakar, Ketua DPRD Kota Ternate Rusdi A. Im, Wakil dan anggota DPRD Kota Ternate, Sekretaris Daerah Kota Ternate, Rizal Marsaoly, Forkopimda Kota Ternate, para Ketua Organisasi Wanita Kota Ternate, Kepala OPD, camat dan lurah di lingkup Pemerintah Kota Ternate.

Ketua DPRD Kota Ternate, Rusdi A.Im dalam pidatonya menegaskan bahwa peringatan HAJAT ke-775 sangat monumental bagi masyarakat Ternate untuk terus memberikan pengabdian terbaik bagi daerah.

“Hari Jadi Ternate ke-775 ini merupakan momentum yang sangat monumental dan bersejarah, sekaligus pemantik semangat untuk terus memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan daerah,”ujarnya.

Politisi Partai NasDem itu menjelaskan, bahwa para pendahulu Ternate telah meletakkan fondasi kehidupan bermasyarakat melalui tujuh nilai dasar Kesultanan Ternate, yang dikenal sebagai Kie Se Gam, Magogugu, Matiti, dan Tomdi, yang menjadi pedoman dalam kehidupan sosial, moral, dan keagamaan serta telah menjadi bagian dari arah kebijakan pembangunan daerah.

“Nilai-nilai dasar Kesultanan tersebut menjadi fondasi utama dalam membangun karakter masyarakat dan telah diintegrasikan dalam arah kebijakan pembangunan Kota Ternate,”ungkapnya.

Ketua DPRD juga menyampaikan apresiasi atas berbagai capaian pembangunan yang telah diraih Pemerintah Kota Ternate, khususnya kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat dan penguatan UMKM. Namun demikian, ia juga mengigatkan juga pentingnya perhatian bersama terhadap persoalan kebersihan kota.

“Kebersihan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau DPRD, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Kota Ternate. Mari kita bersinergi dan berkolaborasi membangun Ternate yang lebih bersih dan asri,”jaknya.

Sementara itu, Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman dalam pidatonya menyampaikan, bahwa usia 775 tahun merupakan bukti nyata kekayaan sejarah, budaya, serta peran strategis Ternate sebagai salah satu pusat peradaban tertua di Nusantara, khususnya di kawasan timur Indonesia.

“Usia 775 tahun ini bukan sekadar angka, tetapi menandai panjangnya perjalanan peradaban, sejarah, dan jati diri Kota Ternate sebagai tanah adat, tanah peradaban, dan tanah kebudayaan yang telah dikenal dunia sejak berabad-abad lalu,”ungkapnya.

Tauhid menegaskan bahwa peringatan Hari Jadi Ternate harus dimaknai sebagai momentum refleksi bersama, serta menjadi ruang untuk menjaga dan merawat nilai-nilai adat, budaya, dan kearifan lokal sebagai fondasi utama pembangunan daerah.

“Hari Jadi Ternate bukan sekadar peringatan usia, tetapi momentum refleksi atas perjalanan panjang negeri ini yang lahir dari rahim sejarah, tumbuh dari kearifan lokal, dan besar karena kekuatan budaya serta nilai-nilai leluhur,”ucapnya.

Dengan msngusung tema Melestarikan Budaya Tanah Leluhur, Tauhid menegaskan bahwa pelestarian budaya merupakan sebuah keharusan di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang begitu pesat.

“Budaya adalah identitas, budaya adalah ruh, dan budaya adalah penopang karakter masyarakat Kota Ternate. Oleh karena itu, pelestarian budaya bukan pilihan, melainkan sebuah keharusan,”terangnya.

Dalam konteks pembangunan daerah, Wali Kota memaparkan sejumlah capaian strategis sepanjang tahun 2025, di antaranya keberhasilan Kota Ternate meraih penghargaan Kota Sehat kategori Swasti Saba Wiwerda, masuk Zona Hijau MCSP Komisi Pemberantasan Korupsi dengan capaian 91 persen, penyediaan ambulans laut bagi Kecamatan Moti, Hiri, dan Batang Dua, serta penetapan Makam Sultan Baabullah sebagai cagar budaya peringkat nasional.

“Capaian ini merupakan bukti komitmen Pemerintah Kota Ternate dalam membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan berintegritas,”tegasnya.

Sehingga, peringatan HAJAT ke-775 tidak boleh berhenti pada sejarah semata, melainkan harus menjadi titik kebangkitan semangat kolektif dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal sebagai landasan pembangunan.

“HAJAT ke-775 ini harus menjadi titik kebangkitan semangat kita dalam menjaga eksistensi nilai-nilai budaya lokal Ternate agar pembangunan yang kita lakukan benar-benar berdampak positif bagi masyarakat,”pungkasnya. (**)

Editor : Uku

ads
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *