
TERNATE, TERBITMALUT.COM — Fenomena hoax saat ini sedang pada titik terendah yaitu mengarah pada realitas. Para politisi tidak menghasilkan statistik tapi memanfaatkan statistik sebagai argumen.
Hal itu disampaikan Anggota Bawaslu Maluku Utara, Adrian Yoro Naleng dalam sela-sela Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) bertempat di Hotel Sahid Bella Ternate, Sabtu (2/9/2023).
“Misal terkait pertumbuhan ekonomi di Malut pada angka 25 persen, tetapi tidak terjadi di grassroot nya, hanya di ekonomi makro. Secara teoritis kategori hoaks,”katanya.
Lebih lanjut, Adrian mengajak dalam memahami narasi sebab akibat dari fakta yang terjadi seperti adanya puluhan ribu jiwa pilih dan tiga ribu warga asing di perusahan tambang PT. IWIP yang tidak jelas apakah masuk sebagai pemilih di lokasi khusus atau terdaftar di TPS sekitar tambang.
“Data-data ini bisa dimanfaatkan sebagai hoaks kalau misal ada yang lapor, misal ada orang asing ikut memilih,”ungkap Adrian.
Dikatakannya, hoax juga mengarah pada signifikansi janji politik dalam visi misi debat calon pilkada yang ditawarkan kepada masyarakat. Sebagai bagian tertinggi kompleksitas dari hoaks penting dipotret oleh kita semua apakah ini reliabel untuk diaplikasikan atau tidak.
“Karena sebagian besar masyarakat Malut tinggal di pedesaan dan hal itu, menyebabkan ketidakpuasan terhadap isu-isu yang berkembang baik tentang lingkungan, sosial politik maupun pertambangan,”pungkasnya.
Sehingga, ada fakta menarik bahwa tingkat indeks kebahagiaan yang kita punya hari ini yaitu ternyata karena masyarakat kita peduli dengan lingkungan sekitar kita, tidak peduli dengan isu kolektif saat ini.
“Adanya cek fakta ini, kata Adrian penting membangun konektivitas dan memastikan seluruh elemen tergabung bersama. Selain memetakan potensi kerawanan antisipasi hoax,”tambahnya.
Sementara itu, Anggota Bawaslu Malut, Rusly Saraha, juga menyampaikan perlu adanya kolaborasi berbagai pihak untuk memastikan upaya bersama menangkal hoax.
“Makin banyak orang yang melawan berita hoax dan ujaran kebencian, akan makin memperkuat martabat demokrasi kita, termasuk diperlukan adanya keteladanan pemimpin dimanapun level kepemimpinannya,”katanya.
Penulis : Sukur