ads
ads
ads

TERBITMALUT.COM — Akrab bergaul, bersahaja, santun kepada yang lebih dewasa, sopan dalam berperilaku dan tegas dalam bertindak, serta pegang teguh disiplin merupakan ciri khas kepribadian yang dimiliki, itulah sosok Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate, Muhamad Hartono.

Hal inilah yang dirasakan wartawan media online Terbitmalut.com saat bersilaturahmi dengannya di ruang kerjanya, di Kelurahan Jati.

Selain menduduki jabatan terpenting di Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, pria yang hobi olahraga itu juga sebagai penasehat Imam Masjid Sigi Cim Kelurahan Makassar Timur.

Lelaki yang biasa disapa Bib Ato ini, merupakan salah satu Kepala Dinas yang memiliki talenta, kepiawaian serta menjunjung tinggi norma agama dan hukum di dalam mengemban tugasn sehari-hari, baik itu di lingkungan tempat ia bekerja maupun dilingkungan tempat tinggalnya.

Dalam keseharian beraktifitasnya menjalankan tugas di Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate, ia hanya menggunakan sepeda motor pribadinya. Bahkan tidak memiliki rumah pribadi di Ternate. Rumah yang ditempatinya sekarang bersama keluarganya adalah rumah yang dipinjamkan.

Untuk itu, Menurut kadis bukan mau pamer kesederhanaan saya, tapi realitasnya seperti demikian.

“Kalau bagi saya jabatan ini merupakan amanah yang wajib kita syukuri, mengingat kehidupan di dunia ini hanya sementara. Tapi yang jelas, saya akan memberikan yang terbaik di dalam bekerja, apalagi tujuannya membantu Wali Kota Ternate dan jajarannya guna membangun Ternate melalui sumbangsih kolaborasi dengan pimpinan OPD lainnya”,tutur Hartono

Dalam mensukseskan suatu program kerja itu, haruslah dijalani dengan rasa kerjasama yang baik kepada semua lapisan termasuk juga dengan teman-teman Pers. Sehingga hasilnya akan lebih baik.

“Hal itu bertujuan hanya semata, yakni memberikan kontribusi positif di dalam bekerja, mengingat jabatan ini merupakan amanah yang wajib kita syukuri,”ucapnya.

Bagi Hartono, menjadi pejabat atau punya jabatan kadis hanya soal waktu. Cuma sementara. Sewaktu-waktu akan diambil. Dalam memikul amanah sebagai kadis, dirinya punya filosofi tukang parkir mobil.

Kata Hartono, ada 4 poin filosofi tukang parkir, yang pertama, tukang parkir tak habis-habisnya didatangi mobil mewah berderet-deret, namun ia selalu rendah hati dan tidak pernah menyombongkan diri.

Kedua, ia sadar bahwa barang-barang mewah yang ada dalam kuasanya itu hanyalah titipan. Ketiga, sebab ia merasa dititipi, maka ia amat menjaganya dengan sebaik-baiknya. Keempat, ketika beragam kendaraan yang berharga tersebut diambil satu per satu, ia tidak bersedih hati ataupun kecewa, karena itu semua bukan miliknya.

Bagi Mantan Kadis Pendidikan dan Kadis Pariwisata Kabupaten Halmahera Selatan ini lebih menjaga sikap hidup apa adanya alias hidup loa-loa.

Ketika ditanya kenapa tidak menggunakan mobil dinas dalam beraktifitas ?. Bagi Hartono apapun kendaraan yang di gunakan selama masih nyaman itu sudah cukup.

“Fasilitas itu sifatnya temporer atau sementara. Tapi membiasakan hidup seadanya adalah guru terbaik”, tutup Alumni Magister Perencanaan Kota dan Daerah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. (**)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *