TERNATE, TERBITMALUT.COM — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur (Jatim) melalui Badan Musyawarah (Bamus) melakukan kunjungan kerja ke Kota Ternate salah satunya di Bappelitbangda Kota Ternate pada Selasa (25/07/2023).
Kunjungan pimpinan dan anggota Bamus DPRD Provinsi Jatim diterima secara langsung Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Rizal Marsaoly dan para pejabat struktural Bappelitbangda di meeting room Bappelitbangda.
Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) sekaligus Ketua Rombongan, Ubaidillah menyampaikan, tujuan kita lakukan kunjungan kerja ke Kota Ternate, yakni kita ingin mengetahui bagaimana penganggaran di Pemerintah Kota Ternate.
Baik itu Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dan kita ingin mencari masukan serta inovasi, untuk bagaimana meningkatkan PAD Provinsi Jawa Timur, melalui program-program dari Wali Kota yang bisa kita adopsi.
“Bahkan kita akan sampaikan ke Pemerintah Daerah yakni Gubernur, Bupati dan Wali Kota di 32 Daerah di Provinsi Jawa Timur, untuk bisa menerapkan penganggaran seperti di Kota Ternate,” katanya.
Kemudian, kita juga mendapat masukan terkait dengan Program Foris yang dirancang dari Bappelitbangda Kota Ternate, yang menghadirkan Wali Kota secara langsung ke masyarakat, untuk saling bertukar gagasan, atau solusi dalam perencanaan pembangunan.
“Maka kita sampaikan masukan Program seperti ini sangat baik. Karena menciptakan kedekatan Kepala daerah dengan masyarakat secara langsung tanpa, ada jarak,” ucapnya.
Menurutnya, Kota Ternate adalah kota yang istimewa, sehingga itu lakukan Kunjungan kerja ke sini untuk bisa juga mengenal situs-situs kerajaan di Ternate. Dengan begitu kita bisa dapat nilai tambah saat berada di Kota Ternate.
“Yang Istimewa adalah benteng-benteng bekas penjajahan dari Portugis dan Belanda yang masih terawat dengan baik, termasuk Kerajaan Kesultanan Ternate yang masih berdiri kokoh,” terangnya.
Untuk perencanaan penganggaran Kota Ternate, salah satunya ada inovasi yang diterapkan Bappelitbangda yakni aplikasi e-Rempah. Walaupun kita sudah bersama-sama menggunakan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD).
“Sehingga itu, kita akan mempertimbangkan di Provinsi Jawa Timur dan tadi kita sudah minta draftnya, dan cara penggunaannya seperti apa. Memang di Jatim sudah banyak sistem atau aplikasi seperti ini. Tapi, apa salahnya kita belajar dari Kota Ternate,” pungkasnya.
Sementara, Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Rizal Marsaoly menyampaikan, tujuan kedatangan Bamus DPRD Provinsi Jawa Timur ke Bappelitbangda itu, mereka ingin mengetahui beberapa agenda perencanaan yang telah Bappelitbangda lakukan.
Memang kata Rizal, mereka juga tertarik dengan aplikasi e-Rempah yang Bappelitbangda gunakan. Sehingga kita sampaikan ke mereka, bahwa memang selama ini Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah daerah di Maluku Utara, dalam penyampaian Laporan atau evaluasi itu tidak tercermin Keberpihakan APBD dalam penguatan Visi Misi Kepala daerah.
“Yang ada hanya target dan realisasi dalam APBD. Hanya saja sistem e-Rempah ini mampu membreakdown APBD itu sampai ke tingkat mendapat informasi, seberapa besar Pagu keberpihakan Visi Misi kepala Daerah,” katanya.
Dan karena Kota Ternate ada 8 misi itu bisa diketahui setelah itu breakdown ke dalam 14 program prioritas itu bisa kelihatan.
“Dan kita sampaikan secara teknis ke mereka gampang aplikasi ini dioperasikan tinggal proses input sebab sudah dibuat pelayanan masing-masing sub bidang di dalam e-Rempah,” tuturnya.
Kemudian ketika APBD berjalan ada pagu yang melekat tinggal di tarik saja artinya kegiatan sudah tergambar divisi mana, sehingga kemarin penyampaian KUA PPAS yang dibuat dua penguatan, untuk mendukung Pengolahan Sampah Secara Partisipatif dan Konservasi Sumber Daya Air.
Sisanya 12 Program Prioritas juga itu nampak dari aplikasi e-Rempah, dan kalau SIPD tidak mampu menerjemahkan sehingga dengan TAPD diminta aplikasi ini dikembangkan, untuk mengukur sejauh mana baik atau tidak nanti di evaluasi, dan nantinya kita buat pemilahan di 8 misi.
“Karena seorang kepala daerah melalui pendekatan misi, sejauh mana target realisasi di lapangan tidak kelihatan tapi e-Rempah ada titik benang merah tidak perlu capek merekap karena jejak digital sudah ada terekam,” tuturnya.
Rizal menambahkan, kemarin Kabupaten Halmahera Utara dan Kepulauan Sula tertarik dengan aplikasi e-Rempah. Dan kita sampaikan ini masih sebatas uji coba dan belum dipublikasi secara resmi, baru secara sifatnya internal Bappelitbangda gunakan.
“Bahkan Mendagri mengetahui kami sudah koneksi e-Rempah dengan SIPD inovasi Daerah. Sehingga sukses Kepala daerah sejauh mana keberpihakan APBD bisa dipotret dalam aplikasi itu,” pungkasnya. (**)
Penulis : Uku
Editor : Sukur