TERNATE, TERBITMALUT.COM — Setelah menggelar Focus Group Discussion (FGD) Jumat (27/10/2023) kemarin, Bappelitbangda Kota Ternate bersama Tim Seleksi Nasional Kota Kreatif Dunia UNESCO menggelar Workshop Penyusunan Peta Jalan Kota Kreatif sebagai upaya memperkuat City Branding yang berlangsung di Grand Fatma My Resto Sabtu, (28/10/2023).
Workshop Penyusunan Peta Jalan Kota Kreatif ini dibahas oleh Galih Sedayu Tim Seleksi Nasional Kota Kreatif Dunia UNESCO, Arief Budiman Konsultan City Branding Ternate bersama Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Dr. RIzal Marsaoly.
Arief Budiman Konsultan City Branding Ternate menyampaikan, Pemerintah harus mendengar kontribusi semua pihak terutama, masyarakat dan komunitas kreatif agar pembangunan itu berjalan maksimal.
Karena, pada intinya lanjut Arief, penyusunan Peta Jalan ini kan berdasarkan kesepakatan, baik kesepakatan Ternate mau menuju ke mana, kesepakatan Ternate yang akan dirancang, dan kita harus mensinkronisasikan suara dari masyarakat itu yang penting.
Karena memang, Pemerintah mempunyai fungsi yang strategis yang pertama adalah, menjadi regulator, agar supaya meminimalisir konflik atau gesekan. Kedua, integrator yang artinya menyatukan semua elemen masyarakat dan potensi yang ada di Kota Ternate, dan ketiga adalah menjadi fasilitator, karena Ternate sebagai Sumber Daya Rempah, dari sisi historikal yang kedepannya adalah pengembangan SDM.
“Karena kita ingin berpesan ke Dunia, bahwa Ternate memiliki akar kebudayaan rempah. Dan kita tidak mau Rempah bukan sekedar produk tapi budaya,”katanya.
Sehingga, menurut Arief, Peta Jalan ini bisa menyatukan semua elemen, keberagaman, dan upayakan Ternate dengan wajah ke depan lebih maju yang diperlihatkan kepada Indonesia dan Dunia.
“Kemudian berdasarkan diskusi yang dihasilkan hari ini, rasanya kita semua sepakat bahwa jika Ternate ini sebagai Kota Kreatif Dunia maka, Jalan yang ditempuh adalah Jalan Gastronomi, yang menyangkut potensi Rempah, kulinernya, sejarahnya, khasiatnya dan termasuk Gastro Diplomasi, suatu cara yang berdiplomasi dengan Kota yang lain, Provinsi yang lain dan Dunia melalui Gastronomi yang berbasis rempah-rempah,”ucapnya.
Arief juga menambahkan, Gastronomi akan menjadi lokomotif gerbang bidang 17 sub sektor termasuk pengembangan sektor yang lain juga.
“Misalnya, di Maluku Utara ada 4 Kesultanan yang akan menjadi motor penggerak. Karena, masa depan Ternate bukan ditentukan hari ini, tapi sudah dirancang 100 atau 1000 tahun yang lalu,”pungkasnya.
Sementara, Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Dr. Rizal Marsaoly menambahkan, satu hal terpenting dalam aspek perencanaan adalah bahwa apa yang menjadi tujuan Ternate didorong sebagai Kota Gastronomi, sebagai dukungan city branding Ternate sebagai Kota Rempah, ini harus diarahkan secara baik dan benar.
Sehingga menurut Rizal, kita harus membutuhkan metode dan cara untuk mencapai tujuan Ternate sebagai Kota Rempah.
“Maka dengan kehadiran Peta Jalan itu, akan menjadi arah untuk mencapai tujuan kita. Dan hari ini peta Jalan sudah didiskusikan yang dilahirkan dari 7 kelompok, yang memang sudah rekomendasi dari setiap kelompok,”ucapnya.
Dan itu kata Rizal, adalah satu hal yang luar biasa yang sedikit tidaknya sudah memberikan masukan kepada Pemerintah Kota Ternate, untuk memperkuat city branding dengan mendorong Ternate sebagai Kota kreatif, yang kita fokus ke Gastronomi.
“Maka target UNESCO 2 tahun lagi dengan mengisi tahapan beberapa komponen kuesioner itu sudah ada beberapa kisi-kisi kita sudah tahu. Dan untuk Kota Gastronomi ini Pemkot sudah melakukan persiapan dimulai dari tahun ini sampai tahun 2024 mendatang,” terangnya.
Rizal juga menambahkan, ini merupakan langkah awal untuk menyiapkan kota Ternate dalam rangka pengusulan kota kreatif dunia UNESCO.
“Setelah ini, di tahun depan kita akan melakukan mapping kemudian penyusunan master plan. Kegiatan besar tersebut merupakan persyaratan utama yang diminta oleh UNESCO. Sehingga city branding Ternate Kota Rempah ini bukan hanya sekedar tulisan dan simbol, tapi ini merupakan akar yang sifatnya menghidupkan,”pungkasnya. (**)
Penulis : Sukur