TERNATE, TERBITMALUT.COM — Pemerintah Kota Ternate, melalui Dinas Pariwisata bakal jadikan ritual “Uci Dowong” atau turun ke pesisir pantai di Kelurahan Sulamadaha itu, sebagai agenda event tahunan di Kota Ternate.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kota Ternate, Rustam P. Mahli saat dikonfirmasi Terbitmalut.com melalui Telepone Rabu, (18/10/2023).
Menurutnya, Dinas Pariwisata akan memperjuangkan itu agar ritual “Uci Dowong” sebagai agenda event tahunan. Karena memang, bagi Rustam, kita sudah melakukan pertemuan dengan Pemuda dan LPM Kelurahan Sulamadaha, untuk membicarakan soal rangkaian kegiatan lain di dalam ritual “Uci Dowong” atau turun ke pesisir pantai, bukan saja pada acara seremonial.
“Jadi insya allah kita upayakan gar ritual “Uci Dowong” sebagai ivent tahunan seperti Festival Kora-Kora. Untuk mempertahankan tradisi yang sudah lama dibuat itu tidak puna dan akan terus berlanjut,” tambahnya.
Seperti diberitakan Sebelumnya, Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman memerintahkan kepada OPD terkait seperti Dinas Pariwisata untuk menjadikan ritual ini sebagai event pariwisata tahunan.
“Karena Pemkot terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelaku pembangunan pariwisata bahari secara menyeluruh, di setiap kawasan destinasi wisata bahari di kota ini melalui berbagai program pengembangan jenis dan kualitas produk-produk wisata seperti wisata selam (diving), wisata mancing (game fishing), kuliner hingga festival kora-kora,”ucapnya.
Pada konteks ini pula, lanjut Tauhid, festival Kora-kora tersebut juga merupakan atraksi koneksitas pelayaran sebagai spirit, memori dan inspirasi yang mencakup dan menjalin koneksitas gugusan pulau-pulau. Termasuk ketika ekspedisi kesultanan, yang dilakukan pada masa lalu ke berbagai wilayah kekuasaannya.
Pada segi yang lain, kata Mantan Sekda Kota Ternate itu, bahwa tentunya kegiatan ini mempromosikan potensi Pariwisata Bahari sekaligus napak tilas pelayaran para leluhur yang telah berpetualang melintasi lautan di masa lalu.
“Ritual “Uci Dwong” hari ini juga merupakan sebuah implementasi konsep pembangunan kepariwisataan daerah yang berbasis pada pendekatan historis (share history) serta kearifan lokal (share heritage) yang bertumpu pada semangat lokalitas sehingga diharapkan dapat berjalan secara selaras, serasi, dan harmonis dengan kebudayaan yang berakar pada nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita,”ungkapnya. (**)
Penulis : Sukur