TIDORE, TERBITMALUT.COM — Pemerintah Kota Tikep melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan Abdul Hakim Adjam bersama Pimpinan OPD terkait mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024.
Rakor yang dipimpin langsung oleh Irjen Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir itu dilakukan secara Virtual di ruang rapat Wali Kota Tidore Kepulauan, Rabu (13/3/2024).
Irjen Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir dalam arahannya menyampaikan, rapat koordinasi yang pertama pada bulan Ramadhan ini agar seluruh stakeholder terus berusaha keras agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan harga dan distribusi bahan-bahan pokok penting.
Tomsi menjelaskan mengenai kondisi inflasi Provinsi dan kabupaten/kota pada Bulan Februari 2024. Inflasi Per-Provinsi (y-o-y) tertinggi berada di Papua Selatan 4,61 persen, Gorontalo 3,73 persen, Papua Tengah 3,72 persen, Bengkulu 3,68 persen, Papua Barat 3,61 persen, Sulut 3,55 persen, Sulawesi Tengah 3,37 persen, Sumatera Barat 3,32 persen, Kalimantan Timur 3,28 persen dan Lampung 3,28 persen.
Sementara itu Inflasi Per-Provinsi (y-o-y) terendah di Sumatera Utara 2,50 persen, Kalimantan Tengah 2,46 persen, Kalimantan Utara 2,33 persen, Aceh 2,33 persen, Kalimantan Selatan 2,27 persen, Sulawesi Barat 2,22 persen, DKI Jakarta 2,21 persen, Papua 2,02 persen, Bangka Belitung 1,86 persen dan Papua Barat Daya 1,81 persen.
“Selain daripada sepuluh tertinggi juga masi banyak propinsi/kabupaten kota yang diatas rata-rata nasional. Kami berharap bisa menjadi perhatian semua pihak,”ucap Tomsi Tohir.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Pudji Ismartini mewakili Plt. Kepala Badan Pusat Statistik menyampaikan berdasarkan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan haraga Minggu ke- 1 Maret 2024 pada kelompok makanan , minuman dan tembakau 2021-2024 (m-to-m) pada Februari 2024 kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,00 persen hingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,29 persen yang merupakan andil terbesar dibandingkan kelompok lainnya.
“Komoditas yang paling dominan memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan minyak gorang. Adapun beberapa komoditas lainnya seperti bawang merah, tomat dan cabai rawit menyumbang andil deflasi,”ungkapnya.
Lanjutnya, beras penyumbang andil inflasi terbesar baik secara bulanan maupun tahunan. Untuk komoditas beras berangsur mulai terkendali dengan masuknya masa panen dibeberapa sentral produksi.
“Di minggu pertama Maret, jumlah kabupaten/kota yamg mengalami kenaikan harga beras semakin berkurang,”jelasnya.
Usai mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan Abdul Hakim Adjam mengatakan, secara nasional ada beberapa komoditas pangan yang naik misalnya beras dan cabe rawit.
“Oleh karena itu, dari pihak kemendagri meminta kepada kepala daerah untuk terus memantau terkait dengan hal tersebut serta diharapkan untuk konsen terhadap gerakan menanam,” tambahnya. (**)
Penulis : Hartini
Editor : Sukur