WEDA, TERBITMALUT.COM — Baliho milik Pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Tengah, Edi Langkara dan Abd. Rahim Odeyani (Elang-Rahim) di Kecamatan Patani Barat dirobek atau dirusak. Bahkan spanduk di Desa Loleo, Kecamatan Weda Selatan pun jadi korban aksi vandalisme tersebut.
Baliho yang menuliskan Lanjutkan Pembangunan tersebut diduga dirusak oleh pendukung salah satu paslon lainnya.
Ketua Partai Buruh Halmahera Tengah (Halteng), Aslan Sarifuddin mengatakan, kronologis pembongkaran atau pengrusakan Baliho Elang-Rahim di Kecamatan Patani Barat diduga dari pihak paslon lain.
“Pengrusakan baliho tersebut merupakan tindakan yang diambil oleh pihak, sebelah atau pendukung IMS-ADIL,”ucapnya seperti rilis diterima Redaksi Terbitmalut.com Minggu, (15/9/2024) malam.
Menurut Aslan, tindakan yang dilakukan iai untuk dapat memancing amarah dan pendukung Elang-Rahim.
“Kejadian tersebut pada Minggu 15 September 2024 malam yang terjadi di tiga titik yakni di Posko utama Patani Barat, Posko Desa Bobane Remdi dan Posko Desa Bobane Jaya, Patani Barat, ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan, Abd. Rahim Odeyani, bahwa tindakan vandalisme yang dilakukan oleh pendukung lawan politik merobohkan tidak hanya baliho, tetapi juga simbol harapan akan masa depan yang lebih baik.
“Harapan rakyat yang selama ini digantungkan pada sosok Elang-Rahim kini seolah dihancurkan dengan brutal dan tanpa rasa hormat,”ucapnya.
Menurutnya, aksi keji ini dimulai di Kecamatan Patani Barat, di mana tiga titik posko utama Elang-Rahim menjadi sasaran kebengisan.
“Posko Utama, yang selama ini menjadi pusat kegiatan dan penyemangat perjuangan, menjadi korban pertama. Pukul 21:41 WIT, baliho yang berdiri kokoh dengan pesan-pesan perubahan dan harapan rakyat itu diruntuhkan oleh tangan-tangan yang tak menghargai demokrasi,”jelasnya.
Menurut IMO sapaan karibnya, Posko Desa Bobane Remdi mengalami nasib yang sama. Baliho yang berisi wajah senyum penuh optimisme dari Elang-Rahim, yang selama ini menginspirasi banyak orang, kini dirobek berserakan di tanah. Hanya dalam hitungan menit, tepatnya pukul 21:46 WIT, Posko Desa Bobane Jaya pun dihancurkan, membuat luka semakin dalam di hati para pendukung.
Namun, setiap sobekan kain baliho yang jatuh ke tanah adalah simbol dari rasa kecewa yang menghujam hati rakyat. Harapan yang dibangun perlahan selama berbulan-bulan, terwujud dalam simbol-simbol kampanye ini, kini dihancurkan dalam sekejap.
“Namun, yang paling menyakitkan bukanlah sekadar kerugian materi, melainkan pesan yang coba disampaikan bahwa suara rakyat yang menginginkan perubahan bisa dibungkam oleh kekerasan,”ungkapnya.
Tragedi serupa juga menimpa Desa Loleo, Kecamatan Weda Selatan. Spanduk besar Elang-Rahim yang menjadi pusat perhatian dan harapan bagi warga desa, tak luput dari kekejian lawan politik.
Spanduk yang berdiri megah di tengah-tengah desa, tempat masyarakat berkumpul, berdiskusi, dan merencanakan masa depan, dihancurkan begitu saja oleh mereka yang tak mampu menerima perbedaan pendapat.
Bagi warga Desa Loleo, penghancuran spanduk ini lebih dari sekadar tindakan vandalisme. Itu adalah serangan terhadap jati diri mereka, serangan terhadap hak mereka untuk memilih pemimpin yang mereka yakini mampu membawa perubahan.
“Para pendukung Elang-Rahim di desa itu merasa bahwa tindakan ini adalah bentuk intimidasi, sebuah pesan kasar bahwa suara mereka tidak penting,”terangnya.
Baliho dan spanduk mungkin bisa diruntuhkan, tetapi harapan dan semangat rakyat tak akan pernah bisa dihancurkan. Di tengah malam yang kelam itu, Elang-Rahim tak kehilangan pendukungnya, justru semakin banyak hati yang tersentuh dan semakin kuat tekad untuk berjuang.
“Tindakan-tindakan kekerasan seperti ini hanya mempertegas bahwa perjuangan Elang-Rahim adalah perjuangan yang benar, perjuangan yang harus diperjuangkan dengan segala cara yang demokratis dan bermartabat. Rakyat Halmahera Tengah kini berdiri lebih tegak, lebih bersatu, dan lebih siap menghadapi segala rintangan yang ada di depan,”pungkasnya.
Sementara, Drs. Edi Langkara menghimbau agar semua pihak tetap mengedepankan politik yang santun, serta mengungkapkan bahwa jika aksi pengrusakan atribut Elang Rahim itu adalah bagian dari bentuk kekhawatiran/panik.
Namun, bagi Elang, aksi pengrusakan baliho dan spanduk yang dilakukan itu adalah bagian dari dinamika yang ada.
“Haris berpikir positif, kami juga tentu menghimbau agar tetap mengedepankan politik santun, kita semua bersaudara, kedamaian itu indah, jadi perlu bersabar,” ucapnya. (**)
Editor : Uku