
TERNATE, TERBITMALUT.COM — Mantan Bupati Halmahera Tengah, Drs. Edi Langkara turut hadir dalam kegiatan Sarasehan Politik Gagasan, 5 tahun ke depan Maluku Utara bisa apa.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Srikandi Pemuda Pancasila Maluku Utara dan DPD KNPI Maluku Utara yang berlangsung di Bukit Pelangi Sabtu, (28/10/2023) malam.
Menariknya, kegiatan ini berlangsung bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ke-95 tahun 28 Oktober 1928-28 Oktober 2023.
Di sela-sela itu, kehadiran mantan Bupati Halmahera Tengah, Drs. Edi Langkara di tempat kegiatan (bukit pelangi) mendapat sambutan dan pertanyaan yang mengesankan apakah bapak Edi Langkara maju ke Pemilihan Gubernur Maluku Utara 2024 ?.
Menanggapi hal itu, Wasekjen DPP Partai Golkar, Edi Langkara menyampaikan, kalau ditanya Calon Gubernur Maluku Utara di tahun 2024, maka akan saya sampaikan dengan jawaban yang sederhana.
“Jadi jawaban sederhana itu adalah panggilan pengabdian dan Sejarah, untuk mengabdi di puncak Gosale (Gubernur Maluku Utara) di tahun 2024. Karena dalam perspektif sejarah adalah bahwa kita sebagai pewaris sejarah para leluhur Pejuang provinsi Maluku Utara di era 1960 an dan era 2000. Sebagai, Kita semua harus menjawab tantangan disparitas daerah baik dari sisi infrastruktur wilayah maupun kesenjangan sosial lainnya,”katanya.
Ditempat yang sama, Edi Langkara juga menjadi Pembicara Sarasehan Politik Gagasan, menyampaikan, bahwa gaya pemimpin di daerah ini memang berbeda-beda baik Bupati, Wali Kota dan Gubernur.
Dan memang Kepemimpinan di Maluku Utara, tidak begitu jelek dengan Provinsi lain di Indonesia, dan semua punya pengalaman memimpin. Hanya saja soliditas kita sebagai sesama anak bangsa di Malut masih lemah.
“Sehingga satu kata saya sampaikan bahwa kita belum berani. Berani yang dimaksud adalah belum berani menyatakan masalah dihadapan pemilik Otoritas Pemerintah Pusat,”ucapnya.
Lebih lanjut, kata Elang, setiap pemimpin daerah punya punya keterbatasan, khusus dimana pemimpin kita tidak didengar oleh Pemerintah Pusat harus menjadi catatan penting bagi kita sebagai generasi pelanjut.
Dalam perspektif sejarah, Maluku Utara harus dilihat dari berbagai segi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki, disamping SDA yang kita miliki juga sangat penting untuk di barter dengan Pempus adalah dimensi sejarah.
“Malut bukanlah pelengkap sejarah bangsa, karena Malut dengan segala sumberdaya yang dimiliki turut serta Mendirikan Bangsa Indonesia, bahkan Merah Putih terlebih dahulu berkibar di Malut 1941 sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17/08/45,”ungkap Elang.
Kemudian, Elang menambahkan, dimensi SDA yang dimiliki oleh Malut sungguh besar pula, maka Pempus harus melihat ini sebagai nilai tukar untuk membuat kebijakan yang adil bagi masyarakat Daerah.
“Namun, pada kenyataan lain, keinginan politik daerah terkadang tidak sejalan dengan keinginan Pempus atau sebaliknya. Sehingga, Malut butuh pemimpin yang lebih unggul dalam merumuskan kebijakan pembangunan daerah,”tambahnya. (**)
Penulis : Sukur