WEDA, TERBITMALUT.COM — Himpunan Pelajar Mahasiswa (HIPMA) Patani Maluku Utara, menilai Polda Maluku Utara dan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah, seakan mengabaikan tragedi pembunuhan di hutan Damuli, yang menewaskan tiga warga yang diserang orang tidak dikenal (OTK) pada Sabtu (20/3/2021) lalu.
Tragedi kemanusiaan ini, ada enam warga Patani Utara dan satu warga Patani Timur masuk ke hutan Damuli tepatnya Subauli, kali Gowonle dekat Gunung Damuli, Kecamatan Patani Timur, dengan tujuan untuk mendulang emas di saat itu mereka diserang orang tak dikenal (OTK).
Penyerangan itu menewaskan tiga orang, yakni Yusuf Kadir (40) Warga Desa Batu Dua Patani Utara, Hi. Masani (55) Warga Desa Masure Patani Timur, dan Risno Muhlis (40) Asal Soma Malifut. Dalam peristiwa tersebut tercatat empat orang selamat, diantaranya Jahid (40), Martawan (45), Anto (45), dan anggota Babinsa dari Koramil 1512-02/Patani Kopda Zain (35).
Selain tiga warga dibunuh dengan cara dimutilasi oleh orang tak dikenal (OTK) di kawasan Gunung Damuli, Kecamatan Patani Timur Sabtu (20/3/2021) lalu, ternyata pelaku juga diduga ikut menghancurkan barang bawaan para korban di tempat kejadian perkara (TKP).
Di lokasi kejadian, kita menyaksikan barang bawaan para korban seperti panci dan lainya yang sedianya digunakan untuk keperluan masak itu telah dihancurkan oleh para pelaku, “ungkap salah satu saksi mata yang ikut serta dalam proses evakuasi di tempat kejadian pihaknya juga ikut melihat barang-barang korban seperti sepatu, karung, korek api dan lainya ikut berhamburan di lokasi kejadian.
“Kasus pembunuhan di Hutan Patani Kali Gowonle terhitung 2,12 Bulan pelaku Pembunuhan Tiga Warga Patani Belum Terungkap Hingga detik ini. Kinerja Pihak Kepolisian dinilai menyabotase kan tuntutan keluarga korban yang termaktub dalam Aksi Mahasiswa Maluku Utara dan Masyarakat Patani atas kasus pembunuhan tiga warga di kali Gowonle Hutan Patani. Padahal, sudah melakukan berbagai aksi berjilid-jilid yang dilakukan oleh masyarakat Patani,”ucap Ketua HIPMA Patani Malut, Ijan Sileleng kepada Terbitmalut.com Kamis, (28/12/2023).
Menurut Ijan, Mahasiswa Maluku Utara dan tak alpa pihak kepolisian, Pemerintah Halmahera Tengah dan DPRD terus mendengar desakan dan tuntutan dari keluarga korban, bahkan keluarga korban dan seluruh masyarakat penuh histeris gugurkan air mata (tangisan berjamaah) ketika turun di jalan demonstran.
“Aksi yang dilakukan di tingkat kecamatan, kabupaten, kota, dan berbagai rute yang ditempuh itu terhitung sudah mencapai puluhan kali. Namun sayang, tak ada satupun lembaga Pemerintahan, DPRD, Polres Halteng, Polda Malut, serta lembaga-lembaga lainya yang menjadi garda terdepan untuk menjembatani keresahan keluarga korban serta khalayak masyarakat terdampak di wilayah Patani tidak di respon dan acuh tau,”tuturnya.
Padahal, lanjutnya, Ir. Ikram Malan Sangadji menjabat PJ Bupati Halmahera Tengah sudah dua kali Periode Gagal dan pembohong mengungkap pelaku pembunuhan, Ikram Sangaji lebih mempermasif Perusahan Pertambangan demi kepentingan Investor, Kekuasaan, Cina dan Oligarki.
“Bahkan PJ Bupati, DPRD tidak membentuk Tim Pencarian fakta atau Pansus untuk lebih serius dalam Pengawalan kasus ini tapi nyaris mengeksploitasi Keadilan sehingga tak lagi memberikan progres kinerja dalam proses penanganan kasus di hadapan publik itu sendiri,”ungkapnya.
Jangankan itu, Polres Halmahera Tengah juga tidak berikan info khusus di hadapan keluarga korban. Kami yakin betul bahwa ada kebenaran yang diselundupkan di balik tragedi Pembunuhan ini. Kebenaran di jalan juang dengan teriakan sang anak dan ibu untuk meminta keadilan dan kebenaran namun keinginan itu tidak terwujud.
“Tak hanya itu, istri korban Alm. dari warga Malifut beserta keluarga korban lainya pasca Pembunuhan sampai sekarang masih merasa duka mendalam, tangis, resah dan gelisah merindukan keadilan. Hanya keadilan lah sebagai penyenang jiwa keluarga korban yang terus gelisah dengan segalah lukanya,”terang Ijan.
Saat duka yang masih mendarah daging dalam diri korban dan masyarakat Patani Timur setelah kejadian pembunuhan 20 Maret 2021 dengan resensi satu tahun peristiwa tragis itu terulang kembali yang dilakukan oleh Orang tidak dikenal (OTK ) di Hutan Gowonle pada tgl 25 Juni 2023 terhadap Junair jafar dan terkena panah di bagian belakang dan korban selamat.
Setelah itu, dengan hitungan satu hari (OTK) kembali melakukan Teror/ serangan panah terhadap seorang Warga Desa Dotte pada tgl 26 Juni 2023. Dan Korban panah terkena di bagian panah. Tak hanya itu, tepat pada hari senin tgl 28 Agustus 2023 para ( OTK ) beraksi kembali melakukan serangan panah kepada Haidin warga Patani Timur Desa Peniti.
“Sehingga, deretan peristiwa kejahatan ini masyarakat Patani timur merasa tertekan dan ketakutan disaat beraktivitas di kebun dan menimbulkan trauma. Tragedi kemanusiaan di negeri Halmahera Tengah tidak berharga di mata pemerintah dan pihak kepolisian, ribuan nyawa yang dibunuh. Alhasil, nyawa tak semahal tambang,”tambahnya. (**)
Editor : Sukur