
MOROTAI, TERBITMALUT.COM — Penulis Buku Arafik A. Rahman kembali merilis buku Kedua yang diterbitkan dengan judul “Etalase Pemuda dan Literasi di Provinsi Maluku Utara,”.
Arafik A Rahman diketahui telah menerbitkan buku Pertama dengan judul “Perang Pasifik Pemekaran Pembangunan,” di tahun 2022 lalu.
Arafik A. Rahman kepada Terbitmalut.com Kamis, (13/4/2023) mengatakan, akan ada buku kedua yang diterbitkan dan sudah di proses pengiriman dari lokasi penerbit ke Kota Ternate Maluku Utara.
Menurutnya, di bagian I (kesatu) buku “Etalase Pemuda dan Literasi di Provinsi Maluku Utara,” memaparkan behavior pemuda Maluku Utara dalam akademik, hiruk-pikuk hidup di kos-kosan dan di jalanan, serta tantangan yang biasanya dihadapi anak muda, Cinta dan Ekonomi.
“Then, what’s purpose and benefit about organization for the youth, apa tujuan dan manfaat organisasi bagi pemuda. Kemudian sedikit menelisik nostalgia Perjuangan Pemekaran Provinsi Maluku Utara,”kata Bung Opichk sapaan akrabnya.

Kemudian di Bagian II (kedua) mengulas perjalanan histori literasi, esensi dan peran literasi dalam membangun peradaban. Penulis juga mencoba mengurai dan memajang wajah literasi di Provinsi Maluku Utara.
” Prosentase kultur membaca anak muda, ketersediaan buku, kebiasaan diskusi sambil ngopi, sebagai tradisi interaksi.Kemudian paparan naratif sebagai hipotesa awal, respon pemerintah terhadap pentingnya perpustakaan dan literasi untuk membangun Maluku Utara,”ucapnya.
Bagian III (ketiga), memuat teknik menulis sebuah buku, mengirimkan naskah dan motivasi meningkatkan kualitas membaca dan menulis. Karya ini, juga merupakanrujukan awal sebagai argumentasi Epistemologi, Antropologi dan Aksiologi, dalam pembangunan “human resource”.
Sebagai upaya adaptif terhadap tantangan global or digitalisation era yang nyaris menjamur di berbagai nadi kehidupan akhir-akhir ini. Karena itu, buku ini sebagai handbook yang harus dimiliki setiap anak muda agar dapat meningkatkan skill membaca dan menulis. Dengan menulis anda sejatinya telah membaca, menghafal, melihat realitas pikiran, menemukan ide-ide baru dan mengabadikan pikiran.
Seperti yang dikatakan oleh Fiersa Besari bahwa, “Menulis adalah sebuah kebutuhan agar otak kita tidak dipenuhi oleh feses pemikiran. Maka, menulislah. Entah itu di buku tulis, daun lontar, prasasti, atau bahkan media social, menulislah terus tanpa peduli karyamu akan dihargai oleh siapa dan senilai berapa”
“Kemudian Pramoedya Ananta Toer menyebut “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. So let’s write your ideas, apapun itu jangan ragu apalagi bimbang.! Biarkan orang bicara tentang kita, tugas kita yang terbaik adalah menulis tentang mereka untuk menjadi sebuah buku,”tambahnya. (Red)
