ads
ads

NASIONALAlbert Einstein adalah fisikawan yang menemukan teori relativitas pada tahun 1915. Teori ini berkontribusi besar dalam perkembangan hukum gravitasi yang sebelumnya dicetuskan oleh Sir Isaac Newton pada tahun 1687.

Selama 229 tahun, Isaac Newton mengemukakan gaya gravitasi sebagai gaya tarik menarik antara 2 benda yang memiliki massa tanpa diketahui penyebabnya.

Konsep itu kemudian ditentang pada abad ke 19 karena banyak bermunculan fenomena tak terduga dan tidak sesuai dengan hukum Newton. Contohnya saat planet Merkurius mengelilingi Matahari dengan perhitungan yang lebih cepat dari sebelumnya.

Baru pada tahun 1916, Albert Einstein mendapatkan teori relativitas umum yang mengungkapkan bahwa gravitasi adalah akibat dari kelengkungan yang dibentuk oleh massa objek terhadap ruang dan waktu.

Mengutip Encyclopaedia Britannica, Einstein berpendapat, teori relativitas adalah pengukuran besaran fisika dan kecepatan cahaya yang mutlak yang bergantung pada pandangan pengamat baik itu bergerak ataupun tidak.

Kisah Einstein Menemukan Teori Relativitas.

Mengutip laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kisah Albert Einstein dalam membangun teori relativitas diungkapkan saat dirinya menyampaikan kuliah umum di depan mahasiswa Kyoto Imperial University pada 14 Desember 1922.

Ia menceritakan ide-ide yang melatarbelakangi lahirnya teori relativitas khusus dan umum. Catatan kuliah ini diterbitkan oleh sebuah majalah bulanan Jepang yang bernama Kaizo.

Kemudian Prof. Masahiro Morikawa dari Ochanomizu University menerjemahkan artikel tersebut ke dalam bahasa Inggris dalam buletin Asosiasi Himpunan Fisikawan Asia Pasifik.

Dari kisah Einstein itu, hal yang paling disoroti adalah kondisi Einstein yang juga pernah hampir putus asa karena sulitnya problem relativitas.

Namun berkat ketekunan, kerja keras, kejeniusan, hubungan baik dengan sesama ilmuwan, serta keberuntungan yang ia miliki, pada akhirnya bisa menentukan keberhasilan Einstein melahirkan kedua teori relativitas.

Pertama Kali Mendapatkan Ide

Dalam kisah yang sudah diterjemahkan, Einstein mengungkapkan bahwa ia pertama kali mendapatkan ide untuk membangun teori relativitas sekitar tahun 1905 atau 17 tahun sebelum dirinya memberi kuliah di Jepang tersebut.

“Saya tidak dapat mengatakan secara eksak dari mana ide semacam ini muncul, namun saya yakin ide ini berasal dari masalah optik pada benda-benda yang bergerak. Cahaya merambat dalam lautan ether dan bumi bergerak dalam ether yang sama,” ujarnya saat memberi kuliah umum di depan mahasiswa Kyoto, sebagaimana dikutip dari laman LIPI.

“Oleh karena itu gerakan ether haruslah dapat diamati dari bumi. Namun saya tidak pernah menemukan satu bukti pengamatan aliran ether tersebut di dalam literatur fisika. Saya sangat terdorong untuk membuktikan aliran ether relatif terhadap bumi, dengan kata lain gerakan bumi di dalam ether,” imbuhnya.

Ide utama Einstein untuk memecahkan masalahnya kemudian diklaim berkenaan dengan konsep waktu. Menurut Einstein, waktu tidak boleh didefinisikan a priori sebagai suatu realitas absolut.

Waktu haruslah bergantung pada kecepatan sinyal. Masalah besar ini dapat diselesaikan dengan konsep baru tentang waktu.

“Hanya dalam lima minggu saya dapat menyelesaikan prinsip relativitas khusus setelah penemuan tersebut. Saya juga tidak memiliki keraguan akan keabsahan prinsip ini dari sisi filosofis. Lagipula prinsip ini sesuai dengan prinsip Mach, paling tidak sebagian jika dibandingkan dengan kesuksesan teori relativitas umum. Inilah cara saya membangun teori relativitas khusus,” ungkap fisikawan asal Jerman tersebut.

Munculnya Teori Relativitas Umum

Dua tahun kemudian atau tepatnya pada 1907, Einstein terus melangkah menuju teori relativitas umum dengan cara yang berbeda.

Saat itu ia tidak terlalu puas dengan teori relativitas khusus karena prinsip relativitas hanya terbatas pada gerak relatif dengan kecepatan konstan namun tidak dapat diaplikasikan pada gerak secara umum.

Pada tahun 1907 Einstein diminta oleh Johannes Stark untuk menulis ulasan tentang pelbagai hasil eksperimen dari teori relativitas khusus dalam laporan tahunannya Jahrbuch der Radioaktivitaet und Elektronik.

“Ketika diminta untuk menulis artikel ini saya sadar bahwa teori relativitas khusus dapat diterapkan pada semua fenomena alam kecuali gravitasi. Saya benar-benar ingin mencari jalan untuk menerapkan teori ini pada kasus gravitasi,” paparnya.

Ide itu membuat Einstein tidak dapat menyelesaikan hal ini dengan mudah. Bahkan ia mengaku sempat frustrasi karena mengetahui fakta bahwa meski teori relativitas khusus memberikan relasi yang sempurna antara kelembaman dan energi, namun relasi antara kelembaman dan berat (inersia dan sistem gravitasi) tidak tersentuh sama sekali.

“Saya curiga bahwa masalah ini berada jauh di luar cakupan teori relativitas khusus,” ucapnya.

Perhitungan Persamaan Gravitasi hingga Problem Kosmologi

Pada tahun 1912 Einstein menyadari bahwa teori permukaan Karl Friedrich Gauss dapat menjadi dasar yang baik untuk memecahkan misteri gravitas. Menurutnya, koordinat permukaan Gauss merupakan peralatan yang sangat penting.

Kemudian pada tahun 1913, persamaan gravitasi diteliti lebih lanjut dengan menggunakan teori Riemann dan menghasilkan banyak kesimpulan yang bertentangan dengan harapan Einstein.

Dua tahun berikutnya ia baru menemukan satu kesalahan pada perhitungan sebelumnya. Kemudian ia kembali mencoba menurunkan persamaan gravitasi yang benar berdasarkan teori invarian.

Setelah tahun 1915, Einstein mulai mengerjakan problem kosmologi dengan melakukan riset menyangkut geometri dan waktu jagad raya.

Riset tersebut didasarkan pada pembahasan syarat batas teori relativitas umum dan argumen kelembaman Mach.

Einstein awalnya membuat syarat batas persamaan gravitasi menjadi invarian. Namun kemudian ia menghilangkan batasan ini dengan asumsi bahwa jagad raya bersifat tertutup.

“Dengan demikian saya berhasil memecahkan masalah kosmologi. Sebagai hasilnya diperoleh bahwa kelembaman muncul sebagai satu sifat relatif di antara materi dan haruslah lenyap jika tidak ada benda lain yang berinteraksi dengannya. Saya yakin jika sifat penting ini membuat teori relativitas umum memuaskan kita bahkan dalam pandangan epistemologi sekalipun,” ujarnya.

“Dengan ini saya ingin mengakhiri cerita singkat saya tentang bagaimana saya membangun teori relativitas. Terimakasih banyak,” tutur Einstein menutup kuliah umum di Kyoto Imperial University.

Sumber : detik.com

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *