ads
ads

“Para Pemenang adalah Pasak Bertuah yang Paling Kokoh Tertancap di Bumi Fagogoru”

 

Oleh : Afrianto Zainal

 

MEREKA yang berjuang untuk negeri ini, tidak pantas kita bandingkan dengan siapapun atau apapun, karena di pundak mereka adalah kemudi dari cita-cita bangsa Fagogoru yang bersusah payah mengorbankan segala waktu dan energi. Bahkan mengorbankan nyawa dan sumber daya alam (SDA) negerinya hanya untuk membawa cahaya baru di Maluku Utara dan Indonesia.

Gemerlap cahaya yang tak berputus waktu, menjemput fajar hingga sekembalinya pada senja di Teluk Weda, Bumi Fagogoru, Halmahera Tengah kini menyilaukan mata dunia hingga memantaskan diri sebagai penyuplai bahan dasar pembuatan teknologi berdaya listrik.

Pernahkan terpikir, beberapa terobosan pembangunan di era fagogoru tampak mulai membawa wajah baru sebagai episentrum di Maluku Utara, yang selama ini dinanti-nantikan. Buah karya (Elang-Rahim) merekalah terbangun infrastruktur dasar seperti jalan, jaringan listrik dan telekomunikasi, sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, olahraga dan pasar-pasar modern, bahkan kesejahteraan dalam bentuk insentif bagi masyarakat yang hampir merata di seluruh Kecamatan dan pelosok Desa.

Capaian sempurna pun turut ditorehkan oleh para pemenang itu, kala diresmikannya salah satu kapal perang Indonesia KRI Teluk Weda yang hingga saat ini turut menjaga keutuhan wilayah NKRI. Maka mereka bukan orang lain tetapi merupakan anak negeri yang mempunyai mimpi lebih, ingin membawa derajat negeri ini setara dengan kota-kota besar di Maluku Utara bahkan kota-kota di Indonesia.

Ironisnya, belakangan ini, ada yang sengaja membawa Halmahera Tengah kembali pada kegelapan, salah satu terobosan pembangunan di era fagogoru yang nantinya menjadi ikon di wilayah Maluku dan Maluku Utara khususnya di bidang olahraga akhirnya ditelantarkan.

Kehadiran orang-orang dengan ego dan fanatisme buta ini, sengaja meredupkan cahaya itu, mereka hadir bak malaikat pemberi, yang justeru telah menggelincirkan marwah masyarakat fagogoru seolah masyarakat fagogoru adalah orang-orang malas dan tak berbudaya pekerja keras, pejuang bahkan petarung.

Apakah seperti itu karakter masyarakat Fagogoru saat ini,? tentu tidak. Sebab di nadi masyarakat Fagogoru telah mengalir darah berjuang yang telah dibuktikan atas usulan para pemenang (anak negeri) hingga akhirnya salah satu pejuang merah putih H. Salahuddin bin Talabuddin telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional yang berasal dari Bumi Fagogoru Halmahera Tengah.

Lihatlah cita-cita anak negeri Fagogoru, yang terus berupaya mengangkat harkat dan martabat negerinya agar setara dengan bangsa-bangsa lain. Jejak pemenang adalah perwujudan cinta yang melampaui segala mimpi untuk negerinya. Mereka jujur, tidak banyak akting dan kamuflase untuk menarik simpati.

Jika kita perhatikan secara seksama belakangan ini, ada yang mencoba memutar balikkan fakta, merekayasa persepsi, membuat kamuflase, seolah para pemenang tidak pernah menyentuh sisi kesejahteraan masyarakatnya.

Pada kenyataannya para pemenang telah melakukan itu semua seperti Rumah Layak Huni (RLH), bantuan berupa insentif, beasiswa, bahkan mereka adalah perintis TPP PNS. Tetapi, dalam perjalanan tidak dijadikan loncatan pencitraan. Sebab bagi para pemenang itu sudah menjadi kewajiban, bukan suatu yang harus digembar-gemborkan dengan tujuan pamrih seperti yang dilakukan akhir-akhir ini.

Hal ini sekaligus menjadi neraca atas wujud kecintaan dan keikhlasan seorang pemimpin itu. Bagi kebanyakan orang pasti menyadari bahwa mengangkat harkat dan martabat negeri Fagogoru jauh lebih tinggi nilainya dibandingkan pencitraan semu yang meredupkan cahaya Fagogoru di Timur Indonesia.

“Muliakanlah bangsamu, sebab bangsa lain tidak akan pernah memuliakannya”. (**)

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *