
SOFIFI, TERBITMALUT.COM — Korps HMI-Wati (KOHATI) Komisariat Universitas Bumi Hijrah (UNIBRAH) Cabang Tidore Periode 2024–2025 menggelar Dialog Publik bertajuk “Refleksi Hardiknas, Melawan Sunyi di Balik Lonjakan Bunuh Diri dan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak”.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kampus UNIBRAH II pada Kamis, (15/5/2025) yang diikuti oleh 62 peserta yang terdiri dari mahasiswa UNIBRAH serta perwakilan sejumlah SMA sederajat di Kecamatan Oba Utara.
Dialog ini menghadirkan dua narasumber utama yakni Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Provinsi Maluku Utara, Dessy Masyita Turuy dan praktisi kesehatan dr. Fatir M. Natsir.
Keduanya membahas isu-isu kritis yang saat ini menjadi perhatian serius di daerah, terutama terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak serta peningkatan angka bunuh diri.
Dalam sambutannya, Pj. Ketua KOHATI Komisariat UNIBRAH, Nurul Mawani M. Djafar menyampaikan, bahwa kegiatan ini bertujuan merefleksikan momentum Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, dengan membawa isu-isu aktual yang mengancam keselamatan mental dan fisik generasi muda.
“Melalui diskusi ini, kami berharap dapat menciptakan ruang aman dalam dunia pendidikan yang bebas dari kekerasan verbal maupun nonverbal, serta membangun mental yang sehat bagi siswa dan mahasiswa,”ucapnya.
Sementara itu, Dessy Masyita Turuy mengungkapkan bahwa dalam 5 tahun terakhir telah terjadi lonjakan signifikan pada kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Maluku Utara. Pada tahun 2024 saja, tercatat sebanyak 492 kasus dengan 464 korban.
Senada dengan itu, dr. Fatir M. Natsir memaparkan aspek historis dan klinis dari tindakan bunuh diri. Ia menjelaskan bahwa manusia modern cenderung terjebak dalam pencarian kesenangan. Ketika kesenangan itu tak terpenuhi, maka timbul stres dan depresi yang bisa berujung pada keinginan bunuh diri.
“Manusia terbagi dalam dua jenis, Homo Deus yang melahirkan generasi intuisi dan rasional, serta Homo Ludens yang melekat pada kesenangan. Ketika kesenangan tak lagi ditemukan, maka akan muncul kekosongan yang berujung pada stres dan depresi,”ungkapnya.
Diskusi berlangsung penuh antusias dan mendapat sambutan positif dari peserta. Dalam sesi testimoni, Siti Najira Julkarnain, siswa dari SMA Siti Aisyah, menyampaikan, apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan dialog publik ini.
“Dengan adanya diskusi ini, kami merasa tidak sendiri. Kehadiran DPPPA memberi harapan bahwa kekerasan yang terjadi dapat dilaporkan dan ditindak. Kami juga banyak belajar dari kakak-kakak mahasiswa,”jelasnya.
Dialog Publik ini menjadi langkah awal penting bagi KOHATI UNIBRAH dalam meningkatkan kesadaran dan advokasi terhadap isu-isu sosial yang kompleks, terutama yang menyangkut kesehatan mental dan perlindungan perempuan dan anak. (**)
Penulis : Dewa
Editor : Redaksi