TERNATE, TERBITMALUT.COM — Pemerintah Kota Ternate melalui Bappelitbangda, menggelar Focus Group Discussion (FGD) pengembangan Kota Kreatif dan Upaya Memperkuat City Branding, yang dilangsungkan di ruang Auditorium lantai II Kantor Bappelitbangda Kota Ternate, Jumat (27/10/2023).
Hal ini tentunya merujuk pada Surat Pedoman Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor: PDM/1/DI.02/MK/2023 Tentang Pengembangan Kota Kreatif, serta dalam upaya memperkuat City Branding Ternate Kota Rempah. Maka akan dilaksanakan kegiatan Penyusunan Peta Jalan Kota Kreatif Ternate.
Kegiatan FGD dihari oleh sejumlah OPD teknis, Bank Indonesia (Agregator) Kesultanan Ternate, Ikatan Keluarga Disabilitas Makugawene (IKDM) Kota Ternate, Ternate Creative Space, Zandry Aldrin Tuhepaly, Tenaga Ahli Ekonomi Kreatif.
Kemudian, Nurjannah Owner Mayana Ecoprint/Pelaku Kreatif Pemberdayaan Wanita, H. Ismit Alkatiri, Pelaku Media, Rinto Taib, Sejarawan dan Budayawan, Abdul Kadir D. Arif, IAGI/Akademisi, Dr. Maulana Malik Ibrahim, Akademisi Unky, Kris Samsudin, Cengkeh Afo Gamalama Space/ Pelaku Gastronomi, Sulastri, Owner Tanawan Home Industri/Pelaku Kreatif Pemberdayaan Perempuan, Burhanudin, Manager Tara No Ate dan Pejabat Struktural Bappelitbangda Kota Ternate
Di kesempatan itu, Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Dr. Rizal Marsaoly mengatakan, FGD ini dilakukan untuk memperkuat City Branding Ternate sebagai Kota Rempah, dari sisi perencanaan yang diperkuat, sehingga bisa eksis dengan tujuan yang terarah yang membutuhkan satu peta jalan.
Sehingga, menurut Rizal, OPD teknis yang akan melakukan eksekusi program-program city branding. Maka paling tidak ada satu dokumen yang menjadi pemandu untuk menjadi arah tujuan city branding Ternate sebagai Kota Rempah.
“Dengan menyusun sebuah perencanaan harus butuh arah atau Peta Jalan, yang akan tetap menghubungkan satu tujuan perencanaan yang sama, untuk menjadikan Ternate sebagai Kota Rempah,”katanya kepada sejumlah Media termasuk Terbitmalut.com.
Dikatakan Rizal, jadi apapun yang kegiatan dilakukan oleh Pemerintah, induknya tetap Kota Rempah, yang kemudian membentuk ekosistem perencanaan atau kegiatan, yang akan bermuara pada perencanaan dan pembangunan yang berkesinambungan.
“Kalau Kota Kreatif merupakan salah satu kegiatan yang nantinya Pemerintah Kota akan aktivasi. Kenapa Kota Kreatif, bukan karena Kita ingin mendapatkan predikat Nasional atau UNESCO. Hanya saja dengan adanya Kota Kreatif ini akan, terintegrasi nya dengan City Branding,”ucapnya.
Rizal juga menyampaikan, akan ada juga Peraturan Wali Kota (Perwali) Ternate sebagai Kota Rempah, maka Dinas Pariwisata Kota Ternate akan menyiapkan Surat Edaran (SE) yang yang mewajibkan semua hotel, rumah makan harus ada welcome ringnya minuman Rempah dan pojok Rempah.
“Bahkan di Bandara juga harus ada, sebagai pintu masuk Kota Ternate dan Maluku Utara, dan juga di instansi vertikal, sehingga ada penguatan city branding. Kemudian juga untuk Dinas Koperasi dan UMKM, harus juga mampu mengaktivasi bahan baku Rempah yang nantinya menciptakan produk-produk khas Rempah,”ungkapnya.
Rizal menambahkan, selain FGD juga akan ada juga Workshop yang akan dilakukan pada besok Sabtu, (28/10/2023) untuk membuat root met yang akan melahirkan sebuah buku panduan bagi semua OPD.
“Sehingga Bappelitbangda menggunakan itu sebagai pemandu bagi OPD dengan keterkaitannya dengan tugas pokok OPD masing-masing, yang akan diberi penguatan city branding Ternate sebagai Kota Rempah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kurator dan Tim Seleksi Nasional Kota Kreatif Dunia UNESCO, Galih Sedayu menjelaskan, FGD ini sebagai salah satu rangkaian untuk mempersiapkan pembuatan peta Jalan Kota Kreatif Ternate.
Jadi, menurut Galih, memang Kota Ternate di 3 tahun lalu telah menetapkan city branding Ternate sebagai Kota Rempah, sehingga FGD ini sebagai rencana aksi dan tindak lanjut implementasi city branding.
“Sehingga dengan adanya Peta Jalan ini akan semakin mengukuhkan dan menguatkan Ternate sebagai Kota Rempah, dan karena prinsip kita itu arah itu lebih penting dari kecepatan. Karena, kita ingin tahu kompas pembangunan Kota yang berkelanjutan,”tuturnya.
Sehingga, Peta Jalan ini juga sebagai panduan bagi seluruh masyarakat Kota Ternate, untuk mencapai cita-cita dan menjawab atau memposisikan diri sebagai Ternate sebagai Kota Rempah.
“Memang ada beberapa tahapan yang harus kita lalui, sehingga ini adalah langkah awal kita membuat FGD hari ini dan besok nya kita akan membuat Workshop untuk menjadikan Ternate sebagai Kota Rempah ini memiliki bidang utama, yang memang relevan seperti apa. Sehingga tadi kita simpulkan bidang Gastronomi itu cocok sebagai prioritas utama lokomotif narasi Ternate Kota Rempah,”jelasnya.
Tapi, lanjutnya, akan dilakukan identifikasi, strategis dan implementasi. Sehingga, besok akan kita akan mengundang seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kota Ternate, baik dari Dinas Teknis, Pelaku Kreatif dan juga media.
“Untuk bisa merancang bersama-sama dokumen kerangka Peta Jalan Kota Kreatif atau city branding Ternate sebagai Kota Ternate yang akan dibuat. Karena memang, inti dari Peta Jalan itu lahir dari ide dan gagasan warga atau masyarakat Kota Ternate,”terangnya.
Jadi Peta Jalan ini ada tiga hal, pertama adalah identifikasi potensi yang ada di Kota Ternate, jadi potensi ini kan berarti ekosistem, baik Sumber Daya Manusia (SDM), produknya dan pasarnya.
“Setelah identifikasi atau data nya sudah ada, barulah dilakukan penyusunan strategis, yang nantinya dituangkan ke dalam jangka Pendek, jangka menengah dan jangka panjang, yang nantinya melahirkan kesepakatan bersama selama 5 tahun ke depan atau 2024-2029,”ungkapnya.
Untuk strategi rencana Jangka Pendek, yakni dilakukan pendataan atau pemetaan dan diseminasi. Rencana Jangka menengah, yakni hasil dari pendataan dan diseminasi itu seperti apa. Sementara untuk rencana Jangka panjang adalah kemandirian dan kedaulatan Ternate sebagai Kota Rempah.
“Jadi besok yang akan dibahas dalam Workshop adalah kebijakan kreatifnya, bagaimana visi misi pemimpin atau Kepala daerah, regulasi atau peraturan, infrastruktur di Kota Ternate yang nantinya mendukung Gastronomi, kegiatan festival, aktivasi, kampanye atau sosialisasi Gastronomi, Ekosistemnya dan ekonomi kreatif,”tutupnya. (**)
Penulis : Sukur