ads
ads
ads

TIDORE, TERBITMALUT.COM — Pekan Budaya Kota Rempah Tahun 2024 di Kota Tidore Kepulauan resmi dibuka oleh Wali Kota Tidore yang diwakili Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra, Syofyan Saraha yang ditandai dengan pemukulan dolo-dolo, di Kawasan Pantai Tugulufa, Selasa (6/8/2024) malam kemarin.

Pekan Budaya Kota Rempah yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI Maluku Utara bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kota Tidore Kepulauan.

Mengawali sambutan Wali Kota, Syofyan Saraha mengatakan, Pekan Budaya Kota Rempah Tidore tidak dapat kita pisahkan dari kisah masa lampau yang menjadi sejarah besar peradaban dunia, dimana sejarah tersebut juga turut mengungkapkan bahwa Tidore yang hanya sebuah pulau kecil namun menjadi titik penting bertemunya peradaban timur dan barat yang jejak peninggalannya masih dapat dibaca dan lihat dengan jelas.

“Seperti perjalanan Magelhaens dan Juan Sebastian Elcano. Kemudian Tidore menjadi “Titik Nol Jalur Rempah”, ditandai dengan adanya manifest pengiriman/eksport cengkeh pertama dari Tidore ke Eropa oleh Sultan Al Mansyur pada tanggal 11 Desember 1521,”ujarnya.

Kemudian, bukti ini kemudian menjadi dasar penetapan Hari Rempah Nasional yang diperingati pada setiap tanggal 11 Desember, maka sejarah Tidore tidak akan habis kita ceritakan dalam moment singkat seperti ini, karena sejarah Tidore adalah sebuah perjalanan panjang yang membawa kejayaan di masa lampau.

Ia menambahkan, tak hanya sejarahnya, Tidore juga memiliki kebudayaan yang patut di banggakan, tradisi lokal yang diwarisi secara turun temurun masih terjaga hingga saat ini.

“Yaitu tradisi yang kental dengan nilai-nilai agama dan tata krama dalam kehidupan sehari-hari. Petuah-petuah bijak dari para leluhur, seperti “Toma Loa se Banari” menjadi landasan untuk selalu berada di jalan yang lurus dan benar dalam kehidupan masyarakat maupun berpemerintahan,”terangnya.

Perlu kita ketahui bahwa, pelestarian budaya bukanlah tentang mengekang budaya yang dimiliki, tetapi bagaimana kita mampu menerima budaya lain secara selektif.

“Tanpa harus meninggalkan budaya sendiri, Pekan Budaya Kota Rempah Tidore yang akan digelar beberapa hari ke depan patut kita apresiasi dan ramaikan, apalagi dengan tema “Merawat Tanah Leluhur” menjadi sangat tepat dalam mengangkat kembali sejarah dan budaya Tidore,”ungkapnya.

“Mari kita jaga dan lestarikan budaya yang kita miliki di tengah kemajuan teknologi, agar daerah yang kita cintai ini tetap maju secara global tanpa meninggalkan budaya lokal,”sambung Syofyan.

Sementara, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI Provinsi Maluku Utara, Kuswanto mengatakan, pekan budaya rempah ini bertajuk “Merawat Tanah Leluhur” dan salah satu bentuk upaya dalam rangka pelestarian cagar budaya dan objek kebudayaan di wilayah Provinsi Maluku Utara.

“Pekan budaya ini akan diselenggarakan pada tanggal 6-10 Agustus 2024 di Kota Tidore yang bertempat di pantai Tugulufa namun ada beberapa kegiatan juga dilaksanakan di Benteng Tore dan di Kelurahan Gurabunga,”jelasnya.

Selain itu, pekan budaya dilaksanakan dalam rangka untuk program nasional berupa program Jalur Rempah sebagai program prioritas nasional di bidang kebudayaan.

“Sehingga pelaksanaan Pekan Budaya Kota Rempah untuk membantu upaya pelestarian promosi dan publikasi kebudayaan di Maluku Utara,”ungkapnya.

Dalam pelaksanaan pekan budaya Kota Rempah Tahun 2024 ini juga menampilkan berbagai rangkaian acara yang menarik dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat.

Turut hadir Staf Ahli Gubernur Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tidore Kepulauan, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Tidore Kepulauan, Forkopimda Kota Tidore, Kepala RRI Ternate, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX Provinsi Maluku, Para staf Ahli Wali Kota, Asisten Sekda, Pimpinan OPD serta masyarakat Kota Tidore Kepulauan maupun Maluku Utara. (**)

Penulis : Hartini

Editor : Sukur

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *