WEDA, TERBITMALUT.COM — Berbicara tentang kemiskinan di Halmahera Tengah bukan hanya soal statistik, tetapi sebuah realitas pahit yang dihadapi sehari-hari oleh petani, nelayan, buruh, dan masyarakat kecil lainnya.
Sehingga, mantan Penjabat Bupati Halmahera Tengah, Ikram Malan Sangadji, pernah menargetkan penurunan angka kemiskinan sebesar 6% pada tahun 2022, namun kenyataannya, penurunan yang dicapai hanya sebesar 0,67%.
Maka kegagalan ini, menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil tidak mampu menyentuh akar kemiskinan di masyarakat lapisan bawah, yang selama ini menghadapi keterbatasan akses ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
“Ikram dalam pidatonya di ulang tahun Kabupaten yang ke-33 pada kemarin ia berjanji bahwa angka menurunkan angka kemiskinan dari 12% menjadi 6%. Akan tetapi, realitas di lapangan mengungkapkan bahwa angka tersebut hanya mengalami penurunan sebesar 0,67%,”ujar Mantan Anggota DPRD Halteng Fraksi PDIP, Nuryadin Ahmad Jumat, (1/11/2024).
Sebaliknya, pada periode pemerintahan Drs. Edi Langkara dan Abd Rahim Odeyani (Elang-Rahim) dalam penurunan angka kemiskinan berhasil dicapai dari 14,15% pada tahun 2017 menjadi 12% pada tahun 2022, dan kemudian 11,44% pada tahun 2023.
Menurut Politisi PDIP itu, masyarakat lapisan bawah merasakan dampak langsung dari berbagai program kesejahteraan yang difokuskan pada kebutuhan mereka, seperti pembangunan konektivitas wilayah, pembangunan lumbung pangan, peningkatan akses telekomunikasi, serta pengembangan sentra ekonomi lokal.
“Kebijakan ini tidak hanya membuka akses pasar bagi petani dan nelayan tetapi juga memberikan posisi tawar yang lebih kuat,”ungkapnya.
Data Angka Kemiskinan di Halmahera Tengah
Kebijakan publik seharusnya dirancang tidak hanya berdasarkan hitungan statistik tetapi juga atas dasar kebutuhan nyata masyarakat. Di Halmahera Tengah, kemiskinan yang dialami petani, nelayan, dan buruh bukan sekadar angka yang dapat ditekan lewat program jangka pendek, melainkan sebuah kondisi struktural yang membutuhkan kebijakan berkelanjutan.
Karena program penurunan kemiskinan tidak hanya sebatas janji manis, tetapi harus menyasar langsung akar masalah yang dihadapi masyarakat rentan. Hal ini mencakup akses terhadap pasar, fasilitas kesehatan dan pendidikan, serta pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang lestari.
“Misalnya, sektor pertanian dan perikanan yang menjadi pilar ekonomi Halmahera Tengah memerlukan dukungan kebijakan dalam bentuk akses modal, teknologi tepat guna, dan distribusi hasil yang efisien. Tanpa dukungan konkret, program pengentasan kemiskinan hanya akan menjadi statistik tanpa dampak nyata di lapangan,”jelasnya.
Nuryadin menambahkan, efektivitas kebijakan publik juga tidak lepas dari partisipasi masyarakat. Program-program kemiskinan di Halmahera Tengah seharusnya dirancang berdasarkan data yang komprehensif tentang tingkat kesenjangan pendapatan, kebutuhan pendidikan, serta infrastruktur kesehatan di berbagai wilayah.
“Karena, pendekatan ini tidak hanya menargetkan pengurangan angka kemiskinan, tetapi juga menyasar peningkatan kualitas hidup masyarakat. Misalnya, peningkatan pendapatan petani dapat dicapai dengan menetapkan kebijakan harga yang menguntungkan bagi petani lokal, subsidi pupuk, serta penguatan koperasi untuk posisi tawar yang lebih kuat,”ungkapnya.
Selama Periode pertama Elang Rahim, mereka menerapkan langkah-langkah konkret dalam menurunkan kemiskinan:
1. Pembangunan Konektivitas Wilayah: Membangun infrastruktur jalan antar-kecamatan dan akses ke desa-desa terpencil untuk memudahkan distribusi hasil panen dan tangkapan nelayan. Hal ini membuka peluang ekonomi baru dan memperluas pasar bagi para petani dan nelayan.
2. Lumbung Pangan Pertanian: Pembangunan lumbung pangan membantu petani menyimpan hasil panen mereka dengan aman, sehingga tidak perlu menjual dengan harga rendah pada musim panen raya. Akses pada teknologi pertanian dan benih unggul turut meningkatkan produktivitas mereka.
3. Peningkatan Akses Telekomunikasi: Penyediaan akses telekomunikasi di desa-desa terpencil memudahkan petani dan nelayan memperoleh informasi pasar, prediksi cuaca, dan peluang usaha daring.
4. Pengembangan Sentra Ekonomi Lokal: Dukungan modal dan pelatihan kewirausahaan untuk UMKM lokal, serta pasar-pasar lokal di beberapa kecamatan, memperkuat daya saing produk Halmahera Tengah di pasar nasional.
5. Penyediaan Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan: Fasilitas kesehatan yang lebih baik meningkatkan pelayanan kesehatan, dan program beasiswa membuka kesempatan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
6. Pemberdayaan Petani dan Nelayan: Program peningkatan produktivitas untuk petani dan nelayan dengan bantuan alat modern dan pelatihan teknologi usaha, memperkuat kemandirian ekonomi mereka.
Data itu menunjukkan, pada 2024 di bawah Ikram, penurunan kemiskinan hanya mencapai 0,67%, dari 11,44% menjadi 10,77%, jauh dari target yang dijanjikan sebesar 6%. Kebijakan publik semestinya dirancang tidak hanya untuk menekan angka statistik, tetapi juga mengatasi kondisi struktural kemiskinan yang dialami masyarakat.
Sehingga, program-program seperti subsidi pupuk, penguatan koperasi, dan kebijakan harga yang menguntungkan bagi petani lokal dapat membantu meningkatkan pendapatan mereka. Pendekatan holistik yang diterapkan oleh pemerintahan Elang Rahim menjadi bukti penting bahwa kebijakan yang dirancang sesuai kebutuhan masyarakat mampu menciptakan kesejahteraan berkelanjutan.
“Baik itu Pembangunan konektivitas, lumbung pangan, telekomunikasi, dan layanan kesehatan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan generasi sekarang, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi Halmahera Tengah untuk masa depan,”pungkasnya. (Uku)