ads
ads
ads

“Hijrah Tak Sekadar Pindah Tempat”

Oleh; Arafik A Rahman

HIJRAH, dalam lanskap sejarah Islam, bukanlah semata peristiwa geografis dari Mekah ke Madinah. Melainkan suatu peristiwa eksistensial yang mengguncangkan batas-batas makna keberimanan, pengorbanan, dan pembaharuan sosial.

Ia bukan hanya gerak kaki, tapi juga gerak hati. Nabi Muhammad SAW, bersama para sahabatnya, meninggalkan tanah kelahiran demi menyemai benih keadilan dan peradaban yang lebih luhur di tanah yang baru. Maka, hijrah adalah manifestasi spiritual yang menjelmakan iman menjadi aksi nyata.

Allah Swt berfirman: “Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia, dan sesungguhnya pahala di akhirat lebih besar, jika mereka mengetahui.” (QS. An-Nahl: 41).

Ayat ini bukan sekadar narasi kenabian, melainkan seruan universal bagi jiwa-jiwa yang merasa terkungkung dalam ketertindasan: bahwa perubahan bukanlah pengkhianatan, melainkan keberanian untuk hidup sesuai nurani. Hijrah bukan sekadar beranjak dari satu tempat ke tempat lain, tapi berpindah dari gelap ke terang, dari stagnasi ke kebangkitan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sabda ini mempertegas dimensi batin dari hijrah. Ia tak lagi bicara batas kota dan gurun, melainkan batas batin: meninggalkan kemarahan menuju kasih sayang, meninggalkan iri dan dengki menuju syukur, meninggalkan sentimen dan kesombongan menuju ketulusan dan kesalehan. Hijrah adalah revolusi diam dalam dada yang paling sunyi, dan yang berhasil melakukannya sejatinya telah menaklukkan medan paling berat: diri sendiri.

Maka di tahun baru Islam 1 Muharram 1447 H, ini, marilah kita meluruskan bahwa hijrah tidak hanya milik sejarah. Ia hidup dalam setiap niat baik, dalam setiap langkah menuju perbaikan diri, masyarakat dan bangsa. Selamat Tahun Baru Islam.

Mari berhijrah..! Ia bukan sekadar berpindah tempat, tapi berpindah jiwa menuju ketinggian nur ilahi. (**)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *