TERNATE, TERBITMALUT. COM — Ritual “Uci Dwong” juga merupakan sebuah implementasi konsep pembangunan kepariwisataan daerah yang berbasis pada kearifan lokal dan dijiwai oleh semangat lokalitas.
“Maka pembangunan bidang kepariwisataan juga diharapkan dapat berjalan secara selaras, serasi, dan harmonis dengan kebudayaan yang berakar pada nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita,”kata Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, saat menghadiri Puncak acara Ritual Uci Dowong, dilaksanakan oleh masyarakat Sulamadaha yang berlangsung di Pantai Wisata Sulamadaha, Kecamatan Ternate Barat, Senin (16/10/2023).
Gelaran ritual tolak bala Uci Dowong, atau turun ke pesisir pantai wisata Sulamadaha untuk memanjatkan doa kepada para leluhur terdahulu.
Prosesi ritual dimulai dengan tawaf gam, ziarah keramat di darat dan ziarah keramat di laut, puncaknya pagi ini dengan menggelar doa bersama, penyajian makanan adat dan pembacaan sejarah singkat kampung Sulamadaha.
Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman menyampaikan, saya sangat bahagia dan terhormat bisa hadir di acara puncak ritual adat Uci Dowong di Pantai Sulamadaha.
Ritual ini merupakan warisan budaya yang mengandung makna mendalam bagi masyarakat Ternate. Pantai Sulamadaha merupakan salah satu perwujudan keindahan alam Ternate yang mempesona.
“Dalam keindahan alam ini, kita mengingatkan diri kita sendiri akan keharmonisan antara manusia dan alam, serta pentingnya melestarikan budaya adat yang menjadi identitas dan kebanggaan kita,”ucap Tauhid.
Melalui ritual adat Uci Dowong, lanjut Tauhid, kita menghormati leluhur dan tradisi nenek moyang kita, serta memohon berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Mari kita jaga dan lestarikan tradisi ini, agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
“Semoga acara puncak ritual adat Uci Dowong di Pantai Sulamadaha berjalan dengan lancar dan membawa berkah bagi kita semua. Sehingga kita harus bersatu dalam memelihara dan turut mempromosikan kekayaan budaya kita,” ucapnya.
Negeri ini, kata Tauhid juga, memiliki potensi objek Pemajuan Kebudayaan serta destinasi wisata yang menarik untuk dikembangkan, tidak saja di bidang sejarah melainkan juga menyentuh segmen yang lebih luas tak terkecuali kebaharian.
Karena, sejarah yang panjang perjalanan bangsa ini, juga telah terukir di berbagai lembaran buku, artefak dan peninggalan sejarah tentang jelajah maritim yang sangat terkenal tidak saja di Nusantara melainkan juga seluruh dunia.
“Tentunya, realitas ini mesti kita kembangkan serta kita tingkatkan dalam wujud investasi pembangunan prasarana dan sarana pariwisata bahari guna meningkatkan kualitas pelayanan terhadap wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara,”tuturnya.
Wali Kota menambahkan, sehingga terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, dan tentunya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat lokal, yang bersamaan juga kita telah melestarikan dan mengembangkan keanekaragaman warisan budaya yang fungsional hingga kini, salah satunya adalah “Uci Dowong” (turun ke pasir/pantai).
Secara harfiah, ritual Uci Dowong memiliki arti “turun ke pasir/pantai” untuk melaksanakan adat dan tradisi yang diwariskan secara turun temurun oleh para pendahulu negeri ini sebagai penghormatan atas keagungan penciptaan alam semesta oleh Allah SWT khususnya yang berkaitan dengan alam pantai dan masyarakat pesisir.
Sebuah praktik dari sebuah produk kebudayaan lokal yang berorientasi pada upaya pelestarian ekologi (alam semesta) dan juga nilai-nilai fundamental kultural bagi keberlanjutan lingkungan hidup manusia itu sendiri melalui berbagai doa yang di panjatkan ke “langit” kehadirat Yang Maha Kuasa dan juga ungkapan-ungkapan tradisi lisan lainnya.
Dilain sisi, kata mantan Sekda Ternate itu, bahwa pemerintah Kota Ternate terus berupaya untuk terus melakukan berbagai upaya untuk peningkatan kualitas pelaku pembangunan pariwisata bahari secara menyeluruh, di setiap kawasan destinasi wisata bahari di kota ini yang secara sinergis terus berupaya melalui berbagai program pengembangan jenis dan kualitas produk-produk wisata seperti wisata selam (diving), wisata mancing (game fishing), hingga wisata kuliner. (**)
Penulis : Sukur