ads

TERNATE, TERBITMALUT.COM — Kepedulian terhadap perubahan iklim menjadi isu penting yang mendorong dilaksanakannya program pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Membangun Kepedulian Lingkungan Ekosistem Biru Masyarakat Pulau Maitara”. Kegiatan ini diprakarsai oleh Dr. Irmalita Tahir Akademisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Khairun (Unkhair).

Menurut Dr. Irmalita, pemanasan global telah menimbulkan dampak yang nyata seperti kenaikan permukaan laut, pemanasan suhu air laut, serta terganggunya pola cuaca dan rantai makanan di laut.

“Dampak ini memberi tekanan besar pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir, terutama nelayan dan perempuan penjual ikan (dibo-dibo) di Pulau Maitara,”ujar Koordinator kegiatan, Dr. Irmalita Tahir kepada Terbitmalut.com Kamis, (8/5/2025).

Karena, ekosistem biru yang mencakup mangrove, padang lamun, serta terumbu karang memiliki peran penting dalam menyerap emisi karbon dan menopang keanekaragaman hayati laut. Sehingga, upaya menjaga keberlanjutan ekosistem tersebut menjadi bagian dari adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

“Maka sosialisasi kepada masyarakat nelayan menjadi langkah penting untuk meningkatkan pemahaman serta keterampilan pengelolaan sumber daya laut (SDL) secara berkelanjutan,”jelasnya.

Dr. Irmalita juga menyampaikan, bahwa pengabdian ini berangkat dari keprihatinan terhadap rendahnya pemahaman masyarakat terhadap fungsi ekosistem biru (laut).

“Masyarakat Pulau Maitara hidup berdampingan langsung dengan laut. Namun, pemahaman mereka terhadap pentingnya mangrove, lamun, dan terumbu karang sebagai penyangga kehidupan masih minim. Dengan kegiatan ini bertujuan untuk mengisi kekosongan pemahaman sekaligus membekali nelayan dan keluarga mereka pengetahuan untuk menjaga laut mereka sendiri,”ungkapnya.

Dosen Pascasarjana IK Unkhair itu juga menegaskan, bahwa pentingnya peran masyarakat pesisir sebagai garda terdepan untuk penjaga ekosistem laut.

Karena, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai manfaat ekosistem biru dalam mitigasi perubahan iklim. Melalui sosialisasi, masyarakat diajak memahami bagaimana ekosistem pesisir menyerap karbon, melindungi garis pantai, serta menjadi habitat utama ikan dan biota laut lainnya.

“Tentunya mahasiswa juga akan dilibatkan secara aktif sebagai fasilitator dan agen penyuluh teknologi, memperkuat peran pendidikan tinggi dalam menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,”paparnya.

Sosialisasi akan dilaksanakan pada Sabtu, 10 Mei 2025 mendatang di Pantai Wisata Akebay, Desa Maitara. Pemaparan materi juga disampaikan oleh narasumber ahli seperti Dr. Fachrudin Tukuboya, (Kepala Dinas Lingkungan Hidup Maluku Utara), Dr. Abdul Motalib Angkotasan (Akademisi FPIK Unkhair), serta Fasial Ratuela (Direktur WALHI Maluku Utara).

Tiga poin strategis akan menjadi fokus utama kegiatan sosialisasi ;

Pertama, penyadaran dampak perubahan iklim dan strategi adaptasinya.

Kedua, edukasi fungsi ekosistem biru sebagai tameng terhadap perubahan iklim serta penunjang ketersediaan ikan.

Ketiga, penguatan kemitraan antara masyarakat, institusi pendidikan, serta instansi pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesiapan menuju implementasi carbon trading.

“Kolaborasi lintas institusi ini menegaskan bahwa pelestarian sumber daya laut membutuhkan sinergi multipihak demi terwujudnya keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir,”pungkasnya. (**)

Editor : Uku

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *